Senin 06 Nov 2023 22:30 WIB

Pembuktian Kesetiaan Coach Herry IP untuk Bulu Tangkis Indonesia

Herry dikabarkan bakal bergabung dengan Federasi Bulu Tangkis Cina.

Rep: Reja Irfa Widodo/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Coach Herry IP (tengah).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Coach Herry IP (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keputusan Herry Iman Pierngadi atau kerap disapa Herry IP itu menerima pinangan Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) menjadi pelatih kepala sektor ganda campuran pelatnas seolah mengakhiri rumor kepindahan Herry ke Cina. Pelatih berjuluk Coach Naga Api itu tetap setia untuk membantu atlet-atlet bulu tangkis Indonesia meraih prestasi tertinggi.

Sebelumnya, Herry dikabarkan bakal bergabung dengan Federasi Bulu Tangkis Cina dan berkiprah sebagai pelatih di negara Tirai Bambu tersebut. Rumor ini berkembang seiring dengan unggahannya di akun media sosial miliknya, beberapa waktu lalu.

Baca Juga

Dalam unggahan foto tersebut, Herry terlihat tengah bersiap menikmati sajian makan malam bersama keluarganya di sebuah restoran yang kental dengan ornamen Cina. Unggahan foto itu kemudian dilengkapi Herry dengan keterangan,''Happy Weekend Everyone.''

Kepindahan pelatih asal Pangkal Pinang itu ke Cina kerap dianggap dapat menjadi pukulan berat untuk bulu tangkis Indonesia. Maklum, pelatih berusia 61 tahun itu dikenal sebagai pelatih bertangan dingin yang mampu menelurkan atlet-atlet kelas dunia. Sektor ganda putra menjadi spesialisasi Coach Naga Api.

Sejumlah prestasi mentereng pun pernah ditorehkan Herry sejak dipromosikan menjadi pelatih kepala ganda putra Pelatnas Bulu Tangkis di Cipayung pada 1999 silam. Pelatih yang bergabung bersama pelatnas bulu tangkis Indonesia sebagai pelatih pratama pada 1993 itu membawa pasangan Chandra Wijaya/Tony Gunawan menjuarai All England 1999.

Padahal, saat itu, Herry baru setahun menjabat sebagai pelatih kepala sektor ganda putra, menggantikan Christian Hadinata. Prestasi Chandra/Tony terus berlanjut di gelaran Olimpiade 2000. Chandra/TOny berhasil menyabet medali emas Olimpiade Sydney 2000. Nama Herry IP pun mulai diperhitungkan sebagai pelatih jempolan.

Begitu pula saat Herry IP memasangkan Chandra Wijaya dengan Sigit Budiarto. Pasangan Chandra/Sigit berhasil merebut gelar juara All England pada 2003 silam. Selain itu, pelatih yang memulai karier kepelatihan di PB Tangkas tersebut juga berada di balik kesuksesan pasangan Flandy Limpele/Eng Hian merebut medali perunggu di nomor ganda putra Olimpiade Athena 2004.

Sempat hengkang dari pelatnas pada pertengahan 2008, Herry kembali dipercaya menjadi pelatih kepala sektor ganda putra pelatnas pada 2011. Selama absen di pelatnas, Herry mengaku sempat mendapatkan tawaran dari negara lain, termasuk Malaysia dan Cina. Namun, Herry tetap memilih bertahan di Indonesia.

Sejumlah ganda putra unggulan Indonesia saat ini pun tidak lepas dari sentuhan Herry. Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto merupakan sejumlah nama ganda putra papan atas yang lahir dari sentuhan dingin Herry IP. Selain gelar juara dunia, pasangan-pasangan ganda putra itu juga kerap menjadi juara di berbagai turnamen level teratas BWF.

Meski sempat diterpa perselisihan dengan Kevin Sanjaya, Herry IP, yang terpaksa mengakhiri karier sebagai atlet bulu tangkis lantaran mengalami cedera, tetap dianggap sebagai salah satu pelatih ganda putra terbaik yang pernah dimiliki Indonesia. 

Kini, Herry diharapkan bisa mengulangi prestasi serupa di sektor ganda campuran. Terhitung sejak 1 September 2023 silam, Herry dipercaya untuk menjadi pelatih kepala sektor ganda campuran pelatnas. Tugas berat pun menanti Herry IP. Salah satunya adalah mengantarkan ganda campuran Indonesia untuk bisa lolos kualifikasi Olimipiade Paris 2024 mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement