Kamis 23 Nov 2023 13:25 WIB

Dihentikan Okuhara di Babak 16 Besar China Masters, Gregoria: Bukan Soal Telapak Kaki

Gregoria kalah tiga gim 12-21, 21-15, dan 16-21 dari Okuhara.

Rep: Fitriyanto/ Red: Endro Yuwanto
Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Pebulu tangkis tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Andalan tunggal putri Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, harus puas terhenti di babak 16 besar China Masters 2023. Juara Kumamoto Masters pekan lalu ini dalam laga Kamis (23/11/2023) di Shenzhen Gymnasium China kalah dari pebulu tangkis Jepang, Nozomi Okuhara.

Kalah tiga gim 12-21, 21-15, dan 16-21, Gregoria enggan berasalan karena kondisi telapak kakinya yang memang masih sakit.

Baca Juga

"Soal telapak kaki yang masih sakit karena saya sudah bilang mau main, ini seharusnya sudah menjadi risiko saya dan harus dihadapi dan bukan menjadi alasan kekalahan saya," ujar Gregoria.

Karena sudah memutuskan terus main, lanjut Gregoria, itu harus menjadi tanggung jawabnya. "Hari ini saya harus belajar lagi agar ke depannya bisa lebih baik. Kesalahan-kesalahan di gim ketiga tadi harus menjadi pembelajaran bagi saya."

Mengomentari hasil dan jalannya pertandingan, pemain asal Wonogiri ini menyatakan, hasilnya tidak memuaskan. Padahal ia sangat berharap bisa bermain maksimal.

"Harus diakui juga lawan bermain dengan benar. Saya sendiri di pertandingan hari ini bukan penampilan terbaik karena di gim ketiga lawan bisa dapat poin banyak dari kesalahan saya. Secara keseluruhan saya tidak puas dengan penampilan hari ini," jelas Gregoria. "Di gim pertama, saya terlalu lama menyesuaikan diri untuk mau main apa karena ketinggalan poinnya terlalu jauh. Jadi untuk mengejarnya pun sudah susah."

Untungnya di gim kedua Gregoria bisa balik ke pola permainannya, kendati poinnya ramai. Ia tetap bisa mengatasi pola permainan lawan dengan baik.

"Di gim ketiga di awal-awal taktiknya bisa berjalan benar, bahkan bisa unggul sampai lima poin. Tetapi di saat lawan mengubah pola, di situ saya malah bingung dan takut untuk mengadu permainan. Seandainya di situ saya tidak kalah, saya bisa bermain lepas dan lawan pun masih dalam posisi tertekan karena masih ketinggalan poin. Saya malah tidak bisa memanfaatkan kesempatan tersebut," jelas Gregoria.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement