Jumat 15 Dec 2023 10:47 WIB

Presiden Klub Turki yang Tinju Wasit Dijatuhi Larangan Permanen di Sepak Bola

Faruk Koca mengumumkan mundur dari posisi presiden klub Ankaragucu.

Presiden klub Turki Ankaragucu, Faruk Koca (ketiga kiri) saat meninju wasit.
Foto: EPA-EFE/Abdurrahman Antayali
Presiden klub Turki Ankaragucu, Faruk Koca (ketiga kiri) saat meninju wasit.

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Federasi Sepak Bola Turki (TFF) mengumumkan pada Kamis (14/12/2023) bahwa dewan disiplinernya telah menjatuhkan larangan permanen kepada presiden klub Ankaragucu, Faruk Koca, karena meninju seorang wasit setelah pertandingan di liga sepak bola utama negara itu.

Dewan TFF juga memutuskan bahwa Ankaragucu, sebuah klub di liga papan atas Super Lig, harus membayar denda sebesar dua juta lira (Rp 1 miliar) dan akan memainkan lima pertandingan kandang tanpa penonton akibat kerusuhan yang melibatkan para penggemar dan ofisial klub.

Baca Juga

Beberapa ofisial Ankaragucu lainnya menerima larangan, peringatan, dan denda sehubungan dengan insiden pada Senin (11/12/2023), seperti dilaporkan Reuters.

Pada akhir pertandingan kandang melawan Rizespor, Koca masuk ke lapangan dan meninju wajah wasit Halil Umut Meler. Ia berang karena Rizespor mencetak gol penyeimbang pada menit ke-97 dalam hasil 1-1. Meler kemudian ditendang saat tergeletak di lapangan.

Koca ditangkap keesokan harinya dan TFF segera menangguhkan semua pertandingan. Sejak saat itu, TFF memutuskan bahwa pertandingan akan dilanjutkan pada Selasa depan setelah penangguhan selama satu pekan.

Meler keluar dari rumah sakit Ankara pada Rabu (13/12/2023) dengan mata yang bengkak dan menghitam tetapi tidak ada masalah kesehatan lainnya.

Koca mengeluarkan pernyataan melalui Ankaragucu yang mengatakan bahwa ia telah mengundurkan diri sebagai presiden klub dan meminta maaf atas tindakannya.

"Tidak peduli seberapa besar ketidakadilan atau seberapa salah [kepemimpinan wasit] itu, tidak ada yang bisa melegitimasi atau menjelaskan kekerasan yang saya lakukan. Saya meminta maaf kepada komunitas wasit Turki, publik olahraga dan bangsa kami," katanya.

Ia menambahkan merasa "sangat malu" atas "insiden besar yang dilakukan" namun berharap hal tersebut dapat membantu sepak bola Turki mengatasi "budaya kekerasan".

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement