Sabtu 23 Dec 2023 14:57 WIB

Presiden Napoli De Laurentiis Sambut Baik Keputusan Soal Super League, Kecam UEFA dan FIFA

De Laurentiis mengatakan, UEFA dan FIFA tidak memahami bisnis olahraga.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Presiden SS Soccer Napoli Aurelio De Laurentiis
Foto: EPA-EFE/CLAUDIO ONORATI
Presiden SS Soccer Napoli Aurelio De Laurentiis

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Napoli Aurelio De Laurentiis menyambut baik keputusan Pengadilan Uni Eropa atas proyek European Super League (ESL). Ia mengatakan, UEFA dan FIFA tidak memahami bisnis olahraga dan kebutuhan untuk meningkatkan pendapatan klub.

Pengadilan tertinggi Eropa itu mengatakan bahwa badan-badan yang berkuasa telah melanggar hukum Uni Eropa dengan menghentikan pembentukan ESL. Namun klub-klub dan liga-liga bersatu untuk mengecam proyek tersebut, dan berkomitmen untuk bermain di kompetisi yang dijalankan oleh UEFA.

Baca Juga

Hanya Real Madrid dan Barcelona yang masih mendukung proyek ESL dan De Laurentiis mengatakan, ia telah mendiskusikan situasi tersebut dengan Presiden Real Florentino Perez.

"Super League adalah langkah yang salah (pada 2021), yang bagaimanapun membawa perubahan ini. Sekarang kita perlu melakukan pemikiran serius," kata De Laurentiis kepada Corriere dello Sport, dikutip Reuters, Jumat (22/12/2023).

"Saya berbicara dengan Florentino Perez dan kami setuju untuk menempatkan beberapa pengusaha nyata di sekitar meja, bukan hanya presiden nominal. Karena saat ini sepak bola dikelola oleh orang-orang tua, tetapi di atas semua itu mereka tidak memiliki visi," ujarnya.

Napoli, sang juara Italia, tidak termasuk di antara 12 klub yang berada di belakang rencana awal untuk liga yang memisahkan diri pada tahun 2021. Tiga tim Serie A yang terlibat adalah Juventus, AC Milan dan Inter Milan.

Milan dan Inter menarik diri dalam waktu 48 jam setelah protes dari para penggemar dan ancaman sanksi. Juve memilih untuk mundur pada awal tahun ini setelah pergantian pengurus klub.

Pengadilan tertinggi Uni Eropa mengatakan FIFA dan UEFA telah menyalahgunakan posisi dominan mereka dengan melarang klub-klub berkompetisi di ESL ketika mereka terancam sanksi.

"Posisi dominan UEFA dan FIFA, yang saat ini dikecam oleh Eropa, telah memberikan bonus sebagai imbalan atas persetujuan," tambah De Laurentiis.

"Mereka yang memerintah hingga saat ini sebagai monopoli tidak memahami bahwa sepak bola adalah sebuah bisnis dan membutuhkan pendapatan yang terus meningkat," ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement