Rabu 10 Jan 2024 14:49 WIB

Di Lima Laga Terakhir Indonesia tak Cicipi Kemenangan, Timnas Kenapa Coach Shin?

Panggung Piala Asia 2023 pun akan Indonesia lakoni tanggal 15 bulan ini.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong.
Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Pada Oktober 2023, sepak bola Indonesia seakan mengalami masa keemasan singkat. Tim nasional senior Indonesia terlalu tangguh bagi Brunei Darussalam.

Pasukan Garuda jumpa Brunei pada putaran pertama Kualifikasi Piala Dunia 2026. Sifatnya play off. Dalam dua leg, awak merah putih unggul agregat 12-0.

Baca Juga

Pujian untuk awak merah putih terdengar di mana-mana. Bukan hanya karena skor besar tersebut. Tapi juga berkaca pada cara bermain.

Rizky Ridho dan rekan-rekan menekan tinggi, mendominasi. Mereka tak membiarkan lawan menebar ancaman. Nyaris tanpa cela.

Publik terbius. Bayangan untuk berprestasi di level yang lebih tinggi mulai muncul. Optimisme melambung tinggi.

Banyak yang seolah lupa. Rival yang disingkirkan sekelas Brunei. Dengan segala hormat, tim asuhan Mario Rivera itu bahkan kesulitan bersaing di kawasan Asia Tenggara.

Indonesia lantas menuju ke panggung-panggung selanjutnya. Tantangan lebih besar dimulai. Dimulai dari duel kontra Irak pada laga perdana putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2026.

Indonesia takluk 1-5 dari Irak di Basra, pada 17 November 2023. Jika bicara pertandingan resmi dalam kalender FIFA, ini menjadi kekalahan terbesar pasukan Garuda di era STY. Sekadar perbandingan, saat jumpa Argentina pada Friendly Match, Asnawi Mangkualam Bahar dan rekan-rekan cuma takluk 0-2.

Empat hari berselang, awak merah putih bertandang ke Filipina. Duel di Rizal Memorial Stadium, Manila, berkesudahan imbang 1-1. Kecaman terhadap STY mulai terdengar.

Meskipun belum masif disuarakan, cukup untuk menjadi teguran halus. Pasalnya, sebelum pekan-pekan yang berat ini, sang arsitek nyaris tak tersentuh.

Banyak yang jatuh cinta kepadanya. Secara statistik, STY turut berandil besar untuk perkembangan sepak bola Indonesia. Sah-sah saja jika ia disukai.

Namun belakangan, periode negatif Indonesia berlanjut. Pasukan Garuda sedang mempersiapkan diri menuju Piala Asia 2023. Ada pemusatan latihan di Turki sekitar Desember tahun lalu.

Di sela-selanya, Marselino Ferdinan dkk melakukan dua partai uji coba. Semuanya berhadapan dengan Libya. Anak asuh STY mengalami kekalahan 0-4, dan 1-2.

Selanjutnya, Indonesia menuju Qatar. Sebelum turnamen dimulai, pasukan Garuda melakukan satu partai uji coba terakhir. Hasilnya, Justin Hubner dkk takluk 0-5 dari Iran di Al Rayyan Training Ground, Doha, Selasa (9/1/2024) malam WIB.

Artinya, jika dihitung dari berbagai ajang, timnas senior Indonesia tanpa kemenangan di lima partai beruntun. Selama periode tersebut, gawang Pasukan Garuda 17 kali kebobolan, dan hanya  menggetarkan jala lawan, dalam dua kesempatan. Situasi yang kurang ideal jelang bergulirnya sebuah turnamen besar.

Dalam pernyataannya, STY santai menanggapi situasi ini. Ia menilai anak asuhnya sudah berusaha keras meladeni ketangguhan Team Melli. Pada saatnya nanti, mereka bakal menunjukkan kualitas yang sebenarnya. Pesan optimisme juga digaungkan Elkan Baggott.

Sang bek merasa mereka mendapatkan pelajaran berharga selama beberapa uji tanding terakhir. Ia tetap yakin, Indonesia bisa bersuara lantang di Qatar. Semoga demikian adanya.

Satu yang pasti, pasukan Garuda bertemu lawan berkelas sejak di babak penyisihan. Awak merah putih tergabung di Grup D bersama Jepang, Irak, juga Vietnam.

Jepang tim terbaik Asia dari segi peringkat FIFA.  Irak menunjukkan kedigdayaan, ketika mengalahkan anak asuh STY, pada Kualifikasi Piala Dunia 2026. Vietnam salah satu rival terberat skuad Garuda di Asia Tenggara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement