Kekuatan vs kekompakan
Kini tim Qatar yang kuat akan diuji oleh daya tahan dan kekompakan Yordania, yang justru hanya pernah satu kali kalah dari Qatar dalam lima pertemuan terakhir antara kedua tim.
Satu hal yang harus diwaspadai ekstra oleh Yordania adalah catatan tak terkalahkan yang dimiliki Qatar dalam 13 pertandingan Piala Asia terakhir.
Pelatih Qatar Tintin Marquez kemungkinan memasang kembali formasi empat bek dalam pola 4-4-2 seperti dalam pertandingan terakhir mereka melawan Iran.
Untuk itu, Almahdi Ali Mukhtar dan Lucas Mendes kembali dipasang sebagai dua palang pintu d lini pertahanan, sedangkan Akram Afif yang haus gol menjadi ujung tombak kembar bersama Almoez Ali.
Akram Afif akan adu tajam dengan Musa A-Taamari yang acap dipasang sebagai penyerang kedua di belakang Yazan Al-Naimat.
Mereka menjadi tim serang yang satu sama lain berdiri vertikal, dalam formasi tiga bek tengah yang ditempati trio Abdallah Nasib, Yazan Al-Arab dan Bara' Marie dalam pola 3-4-2-1.
Pola yang tak pernah diubah oleh pelatih Tintin Marquez itu sejauh ini berhasil mengantarkan Yordania ke final, meski sekali gagal saat dikalahkan Bahrain dalam fase grup.
Di bawah asuhan pelatih Hussein Ammouta, Yordania berubah dari underdog menjadi favorit juara berkat meracik daya tahan atau ketangguhan dan determinasi.
Mereka mengawali turnamen ini dengan menggasak Malaysia 4-0, menahan seri Korea Selatan dengan 2-2, tapi menyerah 0-1 kepada Bahrain.
Dalam babak 16 besar, Yordania menaklukkan Irak 3-2 untuk menghadapi Tajikistan dalam perempatfinal yang mereka kalahkan dengan skor tipis 1-0 dari gol bunuh diri tim lawan.
Penampilan mereka kian bagus dalam semifinal ketika menghentikan tim bertabur bintang, Korea Selatan, dengan dua gol tanpa balas, yang dilesakkan Yazan Al-Naimat and Musa Al-Taamari.
Berkat memadukan serangan yang tajam dengan pertahanan yang solid, Yordania melampaui target sendiri untuk mencapai final Piala Asia pertamanya yang tak mustahil berakhir dengan membawa pulang trofi juara.