Ahad 18 Feb 2024 19:13 WIB

Pengamat: Penerapan VAR di Liga 1 Sudah Jadi Kebutuhan

Faktor SDM akan menjadi isu krusial dalam penerapan VAR

Rep: Frederikus Bata/ Red: Didi Purwadi
PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan PSSI mengadakan uji coba penggunaan Video Assistent Referee (VAR) tahap ketiga di lapangan JSI, Megamendung, Bogor, Sabtu (17/2/2024).
Foto: pssi.org
PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan PSSI mengadakan uji coba penggunaan Video Assistent Referee (VAR) tahap ketiga di lapangan JSI, Megamendung, Bogor, Sabtu (17/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat sepak bola Indonesia, Mohamad Kusnaeni, berbicara terkait agenda penerapan Video Assistant Referee (VAR) di kompetisi sepak bola tanah air. PT Liga Indonesia Baru (LIB) dan PSSI sudah melakukan uji coba penggunaan VAR di lapangan JSI, Resort, Megamendung, Bogor, Sabtu (17/2/2024).

Pertandingan yang diujicobakan VAR ini mempertemukan dua klub Sekolah Sepak Bola (SSB)) lokal. Terdapat delapan kamera di sejumlah titik di lapangan tersebut. Kusnaeni menyambut baik semua rangkaian kegiatan ini.

"VAR memang sudah jadi kebutuhan dan menjadi salah satu standar kompetisi sepak bola profesional yang baik. Tapi, saya sarankan agar penerapan VAR di Liga 1 dilakukan secara cermat dan bijak. Tidak perlu tergesa-gesa hanya karena tekanan publik," kata sosok yang akrab disapa Bung Kus itu kepada Republika.co.id, Ahad (18/2/2024).

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PSSI, Ratu Tishaa mengatakan VAR bisa digunakan menjelang akhir kompetisi Liga 1 Indonesia musim 2023/24. Tepatnya pada seri Championship pada 4-26 Mei 2024.

Waketum PSSI menjelaskan, penerapan VAR harus melalui beberapa tahap. Salah satunya yakni tahap persetujuan dan penilaian terakhir wasit serta asisten wasit VAR yang diberikan oleh FIFA. Perwakilan FIFA akan datang ke Indonesia antara tanggal 1 dan tanggal 8 Maret untuk melihat latihan terakhir kesiapan di batch 1 (wasit) ini.

"Pastikan dulu semuanya siap. Tidak hanya infratruktur dan teknologinya, tapi terutama SDM yang mengoperasikan teknologi tersebut. Itu paling penting,'' katanya.

"Mungkin yang ideal dimulai musim depan. Sekarang lakukan dulu uji coba di pertandingan-pertandingan non-kompetisi. Kita lihat dan evaluasi secara serius," ujar Kusnaeni.

Ia menilai penguatan Sumber Daya Manusia menjadi keharusan. Caranya dengan memperbanyak pelatihan dan sertifikasi secara intensif. Karena ini membutuhkan individu dengan standar kualitas yang tinggi.

Kusnaeni menerangkan, dalam sepekan, minimal berlangsung sembilan pertandingan Liga 1. Artinya, butuh puluhan petugas VAR yang bersertifikat. Belum lagi kalau terjadi promosi dan degradasi.

Pengadil VAR yang tidak bagus kinerjanya harus diganti oleh pengadil VAR cadangan yang diharapkan lebih baik. ''Faktor SDM akan menjadi isu krusial dalam penerapan VAR. Jadi, persiapkan secara matang dan serius. Jangan sampai publik malah kecewa karena kehadiran VAR tidak membantu peningkatan kualitas kompetisi," tutur Kusnaeni.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement