Senin 26 Feb 2024 19:28 WIB

Robertson Angkat Jempol Melihat Aksi Para Yuniornya Saat Bawa Liverpool Juara Piala Liga

Para pemain muda Liverpool tampil luar biasa.

Rep: Frederikus Bata/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pemain Liverpool merayakan kemenangan setelah memenangkan pertandingan final Piala EFL Carabao atau Piala Liga Inggris melawan Chelsea di Stadion Wembley, London, Inggris, Ahad (25/2/2024). Liverpool berhasil keluar sebagai juara Piala Carabao setelah mengalahkan Chelsea dengan skor tipis 1-0. Gol kemenangan Liverpool dicetak sang kapten Virgil Van Dijk pada babak perpanjangan waktu di menit ke-118.
Foto: EPA-EFE/ANDY RAIN
Pemain Liverpool merayakan kemenangan setelah memenangkan pertandingan final Piala EFL Carabao atau Piala Liga Inggris melawan Chelsea di Stadion Wembley, London, Inggris, Ahad (25/2/2024). Liverpool berhasil keluar sebagai juara Piala Carabao setelah mengalahkan Chelsea dengan skor tipis 1-0. Gol kemenangan Liverpool dicetak sang kapten Virgil Van Dijk pada babak perpanjangan waktu di menit ke-118.

REPUBLIKA.CO.ID, LIVERPOOL -- Bek kiri Liverpool, Andy Robertson berbicara tentang situasi timnya pada final Piala Carabao musim 2023/24. The Reds unggul 1-0 atas Chelsea FC di Stadion Wembley, London, dalam duel yang berakhir pada Senin (26/2/2024) dini hari WIB.

Dalam pertandingan itu, Jurgen Klopp banyak menurunkan pemain akademi. Ia tidak dalam posisi menganggap remeh lawan. Klopp tak memiliki banyak pilihan.

Baca Juga

Liverpool dihantam badai cedera. Sebanyak 12 pemain Merseyside Merah terkapar. Teranyar, Ryan Gravenberch ikut mendekam di ruang perawatan.

Gravenberch hanya mentas hingga menit ke-28. Setelahnya pria Belanda itu ditarik. Klopp memasukkan Joe Gomez.

Sang arsitek memainkan enam pemain akademi. Salah satunya Trey Nyoni yang baru berusia 16 tahun. Di antara beberapa nama tersebut, Bobby Clark yang paling berpengalaman. 

Clark bertindak sebagai pemain pengganti di sembilan kesempatan. Selanjutnya James McConnell. Nama terakhir telah tujuh kali diturunkan dari bangku cadangan. Clark dan McConell berusia 19 tahun. Kemudian Jayden Danns yang mencatat dua penampilan bersama Liverpool.

Lalu ada Jarell Quansah yang terbiasa menjadi starter. Kali ini Quansah menggantikan Ibrahima Konate di perpanjangan waktu. Juga Harvey Elliot. Nama-nama di atas merupakan pemain-pemain yang berusia di bawah usia 21 tahun, yang berada di lapangan.

"Para pemain akademi, telah digunakan dalam dua pertandingan terakhir. Itu sudah pasti. Tapi mereka melakukan pekerjaan luar biasa," kata Robertson, dikutip dari independent.co.uk.

Ia menegaskan, keputusan timnya bukan sebuah spekulasi. Pertama karena keadaan mengharuskan hal itu. Klopp kekurangan amunisi.

Para pemain senior mengalami cedera. Berikutnya, sederet wonderkid yang diturunkan memiliki kualitas untuk bersaing. Sehingga sah-sah saja jika anak-anak muda tersebut berkesempatan unjuk gigi di panggung final seperti ini.

"Kami tidak melihat itu beresiko. Apa lagi yang harus kami lakukan? Itu yang ada di bangku cadangan, dan kami melihat kualitas mereka setiap hari di tempat latihan. 

"Pujian untuk para pelatih akademi, betapa kerja keras yang mereka lakukan, menghasilkan para pemain ini," ujar Robertson.

Gol Virgil van Dijk pada menit ke-118 menjadi pembeda. Ini trofi kedelapan Klopp bersama th Reds.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement