REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Chef de Mission (CdM) kontingen Indonesia di Olimpiade Paris 2024, Anindya Bakrie,mengatakan dalam 1,5 bulan terakhir kolaborasi terus diperkuat dengan Kemenpora, National Olympic Indonesia (NOC), Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), dan induk cabang olahraga.
Anindya menjelaskan, komunikasi terus dilakukan dengan semua pemangku kepentingan (stakeholder), guna mematangkan proses untuk menghadapi kualifikasi Olimpiade.
"Kami melakukan komunikasi yang sangat erat dengan Kemenpora, NOC, KONI, dan cabang olahraga. Bagaimana pun juga mereka yang mempunyai atlet," kata Anindya di Jakarta, Senin (26/2/2024).
Lebih lanjut, dia menjelaskan, seluruh stakeholder tersebut belum menentukan target konkret terkait jumlah atlet yang ingin diloloskan dalam Olimpiade tahun ini.
Namun, dengan lebih dari 10 jumlah cabang olahraga yang akan mengikuti kualifikasi, target meloloskan 20-30 atlet memungkinkan untuk diperjuangkan.
Anindya menekankan, untuk mencapai sebanyak-banyaknya jumlah atlet yang bisa tampil di Olimpiade, diperlukan semangat bersama dari seluruh pihak, sehingga perjuangan bisa berkesinambungan.
Dia mengaku, sampai saat ini belum ada kendala dari cabang-cabang olahraga untuk menghadapi kualifikasi Olimpiade Paris.
"Belum ada kendala, masih berjuang dan fokusnya untuk lolos kualifikasi terus sampai Juni nanti," ujar pria yang juga Ketua Umum Pengurus Besar Akuatik Indonesia itu.
Ia menambahkan, Olimpiade merupakan momen yang bagus untuk mengembangkan prestasi olahraga nasional, sehingga hal terpenting adalah mengawal kondisi para atlet dan terus memberikan semangat terus-menerus.
Untuk menyukseskan ajang internasional itu, pemerintah melalui Kemenpora memberi kucuran dana sebanyak Rp61,5 miliar lebih untuk 11 cabang olahraga yang akan mengikuti kualifikasi Olimpiade Paris 2024.
Cabang olahraga yang diberi bantuan, yaitu Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABSI) Rp8,8 miliar, Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) Rp7,5 miliar, Persatuan Senam Seluruh Indonesia (Persani) Rp2,9 miliar, Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Rp11,9 miliar, Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI) Rp5,7 miliar, Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PB TI) Rp1,4 miliar.
Kemudian, Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Rp8,6 miliar, Pengurus Besar Persatuan Selancar Ombak Indonesia (PB PSOI) Rp1,7 miliar, Persatuan Judo Seluruh Indonesia (PJSI) Rp4,1 miliar, Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Rp3,6 miliar, Pengurus Besar Akuatik Indonesia (PB AI) Rp4,8 miliar.
Di luar 11 organisasi induk olahraga tersebut, ada dua lainnya yang juga akan diberi bantuan serupa, yaitu Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (Podsi) Rp13,9 miliar, dan Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin) Rp5,9 miliar.
Selain memberi bantuan dana, salah satu yang dilakukan Kemenpora bersama stakeholder lainnya adalah melakukan usaha negosiasi untuk mendapatkan wild card atau diikutsertakan ke dalam turnamen, sesuai kebijakan penyelenggara turnamen tersebut bagi sejumlah atlet dari Indonesia.