Ahad 31 Mar 2024 16:47 WIB

NOC Indonesia Salut dengan Keberanian PSSI Tunda Liga 1 Demi Timnas Tembus Olimpiade

Penundaan diberlakukan sejak pekan ke-31 yang dimulai pada 1 April sampai 3 Mei.

Pesepak bola Cyrus Margono mencium bendera merah putih usai pembacaan sumpah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) di Kantor Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta, Cawang, Jakarta, Kamis (21/3/2024). Atlet yang bermain di klub Divisi 2 Liga Super Yunani, Panathinaikos B sebagai penjaga gawang tersebut resmi menjadi WNI.
Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Pesepak bola Cyrus Margono mencium bendera merah putih usai pembacaan sumpah menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) di Kantor Kanwil Kemenkumham DKI Jakarta, Cawang, Jakarta, Kamis (21/3/2024). Atlet yang bermain di klub Divisi 2 Liga Super Yunani, Panathinaikos B sebagai penjaga gawang tersebut resmi menjadi WNI.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari mengapresiasi sikap tegas PSSI yang menunda gelaran Liga 1 demi Olimpiade 2024 Paris. 

Penundaan yang diputuskan melalui Rapat Executive Committee (Exco) yang digelar Sabtu (30/3/2024) itu dilakukan supaya klub-klub peserta Liga 1 2023/2024 bisa meminjamkan pemainnya untuk tampil bersama Timnas Indonesia di Piala Asia U-23 2024. Penundaan diberlakukan sejak pekan ke-31 yang dimulai pada 1 April 2024 sampai Piala Asia U-23 2024 selesai pada 3 Mei 2024.

Baca Juga

Penampilan Timnas Indonesia U-23 di Piala Asia sangat penting, meningat event tersebut sekaligus menjadi kualifikasi Olimpiade 2024 Paris. Di Piala Asia, tim asuhan Shin Tae Yong itu tergabung di Grup A bersama tuan rumah Qatar, Yordania dan Australia.

"Kami mengapresiasi sikap tegas PSSI yang memprioritaskan Olimpiade dari pada liga. Langkah yang diambil ini sudah sangat tepat karena kepentingan Nasional atau Merah Putih lebih besar dari kepentingan pribadi maupun kelompok," ujar Raja Sapta Oktohari. 

Timnas Indonesia berpeluang lolos ke Paris 2024 jika minimal merebut peringkat ketiga atau menembus semifinal dan menang dalam perebutan tempat ketiga di Qatar nanti. Jika kalah dalam perebutan tempat ketiga, Skuat Garuda Muda harus melakoni playoff melawan wakil Afrika, Guinea karena menempati posisi keempat Piala Afrika U-23 2023. 

"Sebagai masyarakat Indonesia kita harus mendukung perjuangan Timnas Indonesia supaya bisa lolos ke Olimpiade. Jika terjadi, ini bisa menjadi sejarah baru buat sepak bola Indonesia dan memberikan dampak positif bagi perkembangan sepak bola kita ke depan," ungkap Okto, sapaan akrab Raja Sapta Oktohari. 

Sepanjang sejarah, Timnas Indonesia baru sekali lolos dan tampil di Olimpiade, yakni pada 1956 di Melbourne, Australia. Kala itu, langkah Timnas Indonesia yang dilatih Tony Pogacknik terhenti di babak perempat final usai dikalahkan Uni Soviet 0-4 pada laga yang digelar di Olympic Park Stadium, Melbourne.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement