Selasa 02 Apr 2024 21:23 WIB

Agrippina Akhirnya Buka Suara Soal Sanksi Kejam BWF: Semuanya Sudah Terlambat

Agrippina Prima Rahmanto sempat ingin mengajukan banding.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Pebulu tangkis Indonesia, Agrippina Prima Rahmanto di Jakarta, Selasa (2/4/2024).
Foto: Republika/Afrizal Rosikhul Ilmi
Pebulu tangkis Indonesia, Agrippina Prima Rahmanto di Jakarta, Selasa (2/4/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Atlet bulu tangkis Indonesia, Agrippina Prima Rahmanto, angkat bicara terkait sanksi yang diberikan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) kepada dirinya sejak Januari 2021 lalu. Agri menegaskan dirinya tetap terseret kasus tersebut meskipun menolak tawaran dari seseorang yang memintanya untuk mengalah dalam sebuah pertandingan. 

Putra dari pebulu tangkis Sigit Pamungkas itu pun dijatuhi sanksi karena dianggap terlibat kasus match fixing bersama tujuh pebulu tangkis lain, mereka adalah Hendra Tandjaya, Ivandi Danang, Androw Yunanto, Sekartaji Putri, Mia Mawarti, Fadilla Afni dan Aditiya Dwiantoro. 

Baca Juga

"Sebenarnya ini kejadian di tahun 2017. Ada pertandingan saya ditawarin oleh yang namanya Hendra Tandjaya, ditawarin untuk mengalah, itu di Vietnam Open," kata Agrippina di Jakarta, Selasa (2/4/2024).

Adapun mengenai nominal yang ditawarkan Agri mengungkapkan jumlahnya cukup fantastis. "Wah pokoknya tawarannya itu bisa lebih besar atau setara dengan hadiah juara di kejuaraan tersebut. Jadi, tawaran yang dikasih yang untuk disuruh mengalah," kata Agri.

Agri mengatakan, dirinya terseret karena tidak melaporkan adanya pelanggaran pada peraturan integritas BWF terkait pengaturan pertandingan, manipulasi pertandingan, dan perjudian dalam bulu tangkis. "Tuduhan dari BWF pun tuduhannya bukan match fixing, tapi saya tidak melaporkan," kata dia.

Ia mengaku sempat ingin mengajukan banding sejak mengetahui adanya putusan tersebut. Saat itu, kata dia, PP PBSI terlambat untuk memberi tahunya sehingga waktu untuk banding sudah ditutup. "Saya gak bisa apa-apa karena pas nyampe ke saya itu berita udah muncul, udah telat. Jadi, saya mau banding pun udah telat," ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement