Jumat 10 May 2024 23:15 WIB

Everton Cabut Banding Atas Pengurangan Poin Mereka oleh Liga Primer

Situasi keuangan Everton berarti para pemain akan dijual musim panas ini.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Jarrad Branthwaite dari Everton, kiri, dan Dominic Calvert-Lewin merayakan setelah Branthwaite mencetak gol pertama mereka dalam pertandingan tersebut dalam pertandingan sepak bola Liga Premier melawan Liverpool di Goodison Park di Liverpool, Kamis (25/4/2024) dini hari WIB.
Foto: AP Photo/Peter Byrne
Jarrad Branthwaite dari Everton, kiri, dan Dominic Calvert-Lewin merayakan setelah Branthwaite mencetak gol pertama mereka dalam pertandingan tersebut dalam pertandingan sepak bola Liga Premier melawan Liverpool di Goodison Park di Liverpool, Kamis (25/4/2024) dini hari WIB.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Everton telah menarik banding mereka terhadap pengurangan dua poin karena melanggar peraturan keuangan Liga Primer, dikutip dari BBC, Jumat (10/5/2024).

The Toffees dikurangi dua poin setelah komisi independen menemukan klub tersebut telah melanggar aturan laba dan keberlanjutan (PSR) sebesar 16,6 juta poundsterling atau sekira Rp 334 miliar untuk periode tiga tahun hingga musim 2022-23.

Baca Juga

Banding tersebut dijadwalkan dilakukan pekan depan dengan keputusan diumumkan sebelum pertandingan terakhir musim ini di Arsenal pada 19 Mei.

The Toffees mendapat pengurangan 10 poin, dikurangi menjadi enam poin saat mengajukan banding pada bulan Februari atas pelanggaran PSR dalam periode tiga tahun hingga 2021-22.

Kemenangan kandang berturut-turut atas Nottingham Forest, Liverpool dan Brentford bulan lalu memastikan keselamatan Everton di Liga Primer. The Toffees menghadapi Sheffield United dalam pertandingan kandang terakhir mereka musim ini di Goodison Park pada Sabtu (11/5/2024)

Banding Nottingham Forest terhadap pengurangan empat poin mereka karena melanggar peraturan PSR ditolak oleh panel independen pada Selasa.

Dalam alasan tertulisnya atas pengurangan terbaru yang dilakukan Everton, komisi independen mengatakan titik awal Liga Primer untuk setiap sanksi PSR adalah pengurangan lima poin tetapi mengakui dua poin harus dicabut karena tumpang tindih dalam tahun-tahun yang dinilai dalam dua tahun klub. 

Komisi memutuskan bahwa setiap pelanggaran PSR membenarkan pengurangan tiga poin, dengan tambahan dua poin karena pelanggaran Everton sebesar 16,6 juta poundsterling atau sekira Rp 334 miliar– 15,8% di atas ambang batas 105 juta poundsterling atau sekira Rp 2,11 triliun– dianggap signifikan.

Namun, komisi menerima argumen Everton untuk mitigasi sehubungan dengan fakta bahwa klub telah dikurangi poinnya musim ini, menderita kehilangan pendapatan karena penangguhan kesepakatan sponsorship dengan perusahaan Rusia USM dan membuat pengakuan bersalah lebih awal. Hal ini menyebabkan sanksi dikurangi menjadi dua poin.

Klub Merseyside ini bisa menghadapi pengurangan poin lebih lanjut sehubungan dengan biaya bunga yang terkait dengan pembangunan stadion baru klub di Bramley-Moore Dock, meskipun tidak ada jangka waktu untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Direktur sepak bola Kevin Thelwell mengatakan situasi keuangan Everton berarti para pemain akan dijual musim panas ini dan klub akan memanfaatkan pasar pinjaman untuk membantu memperkuat skuad.

“Meskipun kami ingin memastikan tim sekompetitif mungkin, kami tidak boleh melupakan tujuan utama kami untuk melindungi stabilitas jangka panjang klub. Itu mungkin tidak menarik untuk didengar, tapi dalam situasi kami saat ini, itu adalah hal yang tepat untuk Everton,” tulis Thelwell dalam catatan programnya untuk pertandingan melawan Sheffield United.

Meskipun bertahan di Liga Primer, masih ada ketidakpastian di luar lapangan mengenai pengambilalihan klub. Grup investasi yang berbasis di Miami, 777, setuju untuk membeli 94 persen saham pemegang saham mayoritas Everton, Farhad Moshiri, pada bulan September tetapi kesepakatan tersebut belum diratifikasi.

Liga Primer telah menetapkan empat syarat untuk menyetujui kesepakatan tersebut, tapi 777 mengalami kesulitan keuangan dalam sebulan terakhir. Asosiasi Pemegang Saham Everton (EFCSA) menyebut pengambilalihan yang berlarut-larut itu sebagai "lelucon" dan meminta Moshiri membatalkan kesepakatan tersebut.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement