REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih Manchester United Erik ten Hag menyalahkan krisis cedera di timnya setelah kalah 0-1 dari Arsenal pada Ahad (12/5/2024). Itu merupakan kekalahan kandang kesembilan MU di semua kompetisi musim ini.
MU kini telah menyamai rekor kekalahan terbanyak di kandang dalam satu musim. Pada laga ini, MU harus kehilangan setidaknya enam pemain bertahan karena cedera, serta playmaker Bruno Fernandes dan penyerang Marcus Rashford.
Ten Hag terpaksa memainkan gelandang bertahan Casemiro sebagai bek tengah dalam beberapa pertandingan terakhir. Ia kini telah melihat timnya kini kebobolan 82 gol musim ini di semua kompetisi, jumlah terbanyak dalam satu musim sejak 1970-71.
"Saya tidak tahu di mana kami seharusnya berada saat kami memiliki semua pemain. Namun yang pasti jika ada pemain yang bermain, maka Anda akan mendapatkan lebih banyak poin," kata Ten Hag di laman resmi MU.
Di mata Ten Hag, MU akan lebih konsisten, terutama di lini belakang. Ia membandingkan pada musim lalu saat Setan Merah mencatatkan clean sheet terbanyak di Liga Primer.
Ten Hag mengibaratkan MU seperti orang yang berenang dengan tangan di belakang punggung. Dengan keterbatasan, ia harus berusaha memaksimalkan sumber daya agar bisa tetap bertahan.
"Kami masih berada di final piala, ini bagus, tetapi jika Anda ingin mengembangkan tim, kami membutuhkan para pemain yang bugar. Anda telah melihat dari lawan kami hari ini, hanya satu pemain (Arsenal) yang absen. Kami memiliki begitu banyak pemain," kata Ten Hag.
United berada di peringkat kedelapan klasemen liga dengan 54 poin. Pertandingan liga yang tersisa termasuk landing kandang melawan tim peringkat keenam Newcastle United pada Kamis (16/5/2024) dini hari WIB, diikuti oleh perjalanan ke Brighton & Hove Albion pada Ahad (19/5/2024). MU akan menghadapi Manchester City di final Piala FA di Wembley pada 25 Mei.
Pelatih asal Belanda ini mengatakan timnya menunjukkan performa yang jauh lebih baik saat menghadapi Arsenal setelah mengalami kekalahan telak 4-0 dari Crystal Palace, pekan lalu.
"Saya hanya bisa merasa senang. Saya pikir itu pujian untuk tim ini bahwa mereka yang bermain mengeksekusi semua yang mereka bisa, tampil kompetitif dan berjuang," ujar Ten Hag.