Ahad 26 May 2024 06:33 WIB

Gelar Piala FA untuk MU Bisa Jadi Perpisahan Luar Biasa untuk Erik Ten Hag

Erik ten Hag mempersembahkan dua trofi dari tiga final yang dijalani MU.

Rep: Fitriyanto/ Red: Israr Itah
Pelatih kepala Manchester City Pep Guardiola berjabat tangan dengan seorang ofisial saat Lisandro Martinez dari Manchester United mengangkat pelatih kepala Manchester United Erik ten Hag saat merayakan kemenangan dalam pertandingan sepak bola final Piala FA Inggris antara Manchester City dan Manchester United di Stadion Wembley di London, Sabtu, (25/5/2024).
Foto: AP Photo/Ian Walton
Pelatih kepala Manchester City Pep Guardiola berjabat tangan dengan seorang ofisial saat Lisandro Martinez dari Manchester United mengangkat pelatih kepala Manchester United Erik ten Hag saat merayakan kemenangan dalam pertandingan sepak bola final Piala FA Inggris antara Manchester City dan Manchester United di Stadion Wembley di London, Sabtu, (25/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Manchester United (MU) menjungkirbalikkan prediksi para pundit sepak bola dengan menaklukkan Manchester City 2-1 pada final Piala FA 2024, Sabtu (25/5/2024). Hasil ini merupakan revans atas kekalahan dari lawan yang sama, dengan skor serupa, pada ajang yang sama tahun lalu.

Namun di tengah kegembiraan, terselip sedikit rasa gundah, terutama bagi sang pelatih Erik ten Hag. Boleh jadi, kemenangan di Stadion Wembley tadi malam merupakan pertandingan terakhirnya bersama Setan Merah. Jika benar, maka pelatih asal Belanda itu telah memberikan salam perpisahan yang luar biasa.

Baca Juga

Pemain remaja Alejandro Garnacho dan Kobbie Mainoo mencetak gol untuk membawa United menang. Meskipun pelatih berusia 54 tahun itu mengatakan kepada ITV yakin akan kembali melatih Marcus Rashford dkk pada musim depan, dia terlihat kurang percaya diri dalam konferensi pers resmi setelah pertandingan.

"Saya tidak memikirkan hal ini," kata Ten Hag ketika ditanya tentang masa depannya. "Saya sedang dalam sebuah proyek dan kami berada di tempat yang kami inginkan. Kami sedang membangun sebuah tim. Ketika saya mengambil alih, keadaan di United berantakan, dan kami sedang dalam perjalanan untuk membangun sebuah tim untuk masa depan."

Ia menegaskan, MU sedang berkembang. MU berusaha terus mencari kemenangan dan bermain dengan identitasnya. Ten Hag mengingatkan, agas bisa menunjukkan performa maksimal, sebuah tim memerlukan skuad yang kuat di sepak bola papan atas.

"Terutama ketika Anda bermain di Inggris, karena Liga Primer sangat kompetitif," kata dia. 

Garnacho dan Mainoo adalah dua bintang cemerlang MU di bawah Ten Hag pada musim yang mengecewakan, di mana mereka finis di posisi kedelapan. Itu merupakan hasil terburuk MU pada era Liga Primer.

Bek Lisandro Martinez mengangkat Ten Hag yang menyeringai ke udara untuk merayakan gelar juara. Pemain lain juga tampak memberikan dukungan kepada Ten Hag. “Kami gembira untuk manajer,” kata gelandang Scott McTominay.

Ten Hag, yang mencium trofi sebelum mengangkatnya di depan para pendukung MU, menjadi manajer pertama yang mengalahkan City asuhan Pep Guardiola di final domestik besar. Ia mengakhiri 35 pertandingan tak terkalahkan City dalam permainan terbuka tanpa menghitung adu penalti.

“Merupakan perasaan yang luar biasa bisa memenangkan final Piala FA di Wembley,” kata salah satu pemilik MU Jim Ratcliffe.

"Manchester United jelas bukan tim yang difavoritkan untuk menang hari ini, tapi mereka bermain dengan komitmen dan keterampilan total serta mengalahkan salah satu tim hebat di sepak bola. Kami semua sangat bangga dengan para pemain dan staf yang bekerja tanpa kenal lelah untuk mendukung mereka."

 

Dalam dua musim...

sumber : Reuters

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement