Kamis 30 Apr 2020 20:31 WIB

Petinggi Borneo FC Keluhkan Sikap PT LIB, Soal Apa?

LIB dan klub harus mencari solusi bersama-sama

Menpora Zainudin Amali (keempat kiri) didampingi Ketua PSSI Mochammad Iriawan (keenam kiri) dan Direktur PT Liga Indonesia Baru (LIB) Cucu Somantri (kedelapan kiri) menyalami pesepak bola Persebaya Surabaya saat pembukaan kompetisi Sepak Bola Liga-1 Indonesia 2020 di Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (29/2/2020).
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Menpora Zainudin Amali (keempat kiri) didampingi Ketua PSSI Mochammad Iriawan (keenam kiri) dan Direktur PT Liga Indonesia Baru (LIB) Cucu Somantri (kedelapan kiri) menyalami pesepak bola Persebaya Surabaya saat pembukaan kompetisi Sepak Bola Liga-1 Indonesia 2020 di Gelora Bung Tomo (GBT), Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (29/2/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Presiden klub Borneo FC Nabil Husein Said Amin mendesak operator PT Liga Indonesia Baru (LIB) agar segera menggelar rapat dengan klub-klub peserta Liga 1 dan 2 musim 2020.

Nabil berharap pertemuan itu bisa dijadikan bahan untuk mencari jalan terbaik bagi klub, sebagai pemegang saham LIB, di tengah situasi pandemi penyakit virus corona (COVID-19) yang membuat liga dihentikan sementara dan berpotensi disetop total kalau kondisi tidak memungkinkan.

"Idealnya kami diajak berdiskusi. LIB dan klub harus mencari solusi bersama-sama," ujar pria berusia 25 tahun itu.

Akan tetapi, meski mengusulkan adanya pertemuan LIB dan klub, Nabil mengaku belum mendengar apapun soal usulan beberapa tim yang meminta LIB melaksanakan rapat umum pemegang saham (RUPS) luar biasa seperti yang sempat diutarakan oleh Direktur klub Madura United, juga anggota komite eksekutif PSSI, Haruna Soemitro.

RUPS luar biasa tersebut, sebut Haruna, untuk membahas bagaimana rencana bisnis LIB jika Liga 1 dan 2 Indonesia musim 2020 berlanjut atau dihentikan.

"Saya belum mengetahui hal itu. Nanti saya tanyakan. Namun, kalau misalnya seluruh klub diminta untuk itu, ya, otomatis Borneo harus ikut," tutur Nabil.

Liga 1 serta 2 Indonesia musim 2020 diliburkan sementara akibat pandemi COVID-19 yang melanda Tanah Air.

Belum ada kepastian kapan liga akan kembali bergulir. Namun, jika pemerintah Indonesia memperpanjang masa tanggap darurat virus corona yang saat ini ditetapkan sampai 29 Mei 2020, PSSI memastikan Liga 1 dan 2 musim 2020 akan dihentikan.

Situasi tersebut membuat tim-tim Liga 1 dan 2 Indonesia musim 2020 harus 'jungkir balik' demi menyeimbangkan keuangan klub. Salah satu cara yang diambil adalah memotong gaji pemain, pelatih dan staf.

Beban klub bertambah berat karena PT LIB belum melunasi subsidi untuk bulan Maret 2020. Padahal, tim-tim Liga 1 dan 2 2020 sudah bertanding di bulan tersebut. Borneo, misalnya, sudah tiga kali berlaga pada Maret 2020.

"Kami sudah dua kali bersurat ke LIB tetapi belum ada jawaban pasti. Pembayaran subsidi tahap pertama sudah pada bulan Februari, tetapi tahap ketiga di bulan Maret belum. Ini sangat disayangkan," kata Nabil.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement