Senin 10 May 2021 00:02 WIB

Kepo Kompetisi Tanpa Degradasi, Eks Ketum PSSI Bimbang

La Nyalla secara normatif hanya meminta PSSI agar segera memutuskan format kompetisi

Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menyebut pembangunan bendungan Manikin di NTT akan memperkuat program pemerintah dalam bidang ketahanan pangan.
Foto: DPD
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menyebut pembangunan bendungan Manikin di NTT akan memperkuat program pemerintah dalam bidang ketahanan pangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Tak ada sikap tegas dari mantan Ketua Umum PSSI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, saat meramaikan polemik kompetisi Liga 1 tanpa degradasi.

Politisi yang kini menjabat sebagai ketua DPD RI ini secara normatif hanya meminta supaya PSSI segera memutuskan format kompetisi yang hendak dijalankan.

"Apa yang menjadi keluhan peserta juga lebih baik didengar. Sebab, Liga harus memacu kualitas persepakbolaan nasional dan menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas," kata LaNyalla, dengan penuh basa-basi, Ahad (9/5).

LaNyalla ​​​​​berharap pro dan kontra ini segera dibahas dan diselesaikan PSSI dengan mendengarkan aspirasi dari klub-klub peserta Liga 1 dan stakeholder lainnya. Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur itu dengan tegas menyatakan dukungan agar kompetisi Liga 1 bergulir kembali.

"Seperti yang sama-sama kita ketahui, sepak bola di Tanah Air seperti mati suri sejak COVID-19 mewabah. Akibatnya, insan sepak bola nasional pun tidak mendapat hiburan dan tontonan berkualitas," katanya.

Sepak bola Tanah Air baru menggeliat kembali saat turnamen pramusim Piala Menpora 2021 digulirkan beberapa waktu lalu.

"Oleh karena itu, kompetisi Liga 1 2021 harus disiapkan secara maksimal dan dengan matang, termasuk payung hukumnya. Saya pribadi mendukung Liga 1 segera diselenggarakan," katanya.

Senator asal Jawa Timur itu mengingatkan dua hal yang harus diperhatikan pada perhelatan Liga 1 2021 nanti. Pertama, semua persiapan harus benar-benar dipersiapkan secara matang agar tidak terjadi banyak kontroversi dalam penyelenggaraannya.

"Hal kedua yang mesti diperhatikan adalah, jangan sampai Liga 1 menjadi cluster baru penyebaran COVID-19,” katanya

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement