Ahad 01 Aug 2010 09:31 WIB

Laga Perpisahan Buat Rahmad Darmawan dan Robert Albert

Rep: Israr/ Red: Arif Supriyono

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO–-Dua pelatih di tim finalis Piala Indonesia 2010 sama-sama ingin meninggalkan kenangan manis bagi timnya. Pelatih Sriwijaya FC, Rahmad Darmawan, dan pelatih Arema Indonesia, Robert Rene Albert, bertekad memberikan salam perpisahan terbaik bagi tim asuhannya.

Rahmad ingin memberikan gelar bagi Sriwijaya FC yang memberhentikannya pada awal Juli lalu karena dianggap gagal. Sedangkan Robert Albert bertekad mempersembahkan satu gelar lagi untuk Arema Indonesia sebelum memutuskan hengkang ke klub yang meminatinya musim depan.

SFC dan Arema tampil di laga puncak Piala Indonesia di Stadion Manahan Solo, Ahad (1/8). Kedua kesebelasan juga sama-sama sudah dua kali menjuara Piala Indonesia (dulu bernama Copa Indonesia).

“Gelar juara bagi SFC akan menjadi perpisahan yang manis,” kata Rahmad. Santer diberitakan, Rahmad akan merapat ke Persija Jakarta setelah Persib Bandung memutuskan untuk mengontrak Daniel Darko Janackovic.

Sementara Albert diminati banyak tim seusai mengantarkan Arema menjadi juara Liga Super Indonesia musim 2009/2010. Jika kontrak Rahmad berakhir setelah final Piala Indonesia 2010, maka masa kerja Albert sebenarnya telah usai akhir Juli.

Tidak hanya kedua pelatih ini yang berambisi merengkuh gelar. Pemain kedua tim juga punya motivasi serupa untuk menjadi juara. Jika tampil memukau di final, kontrak bagus musim depan kemungkinan besar menanti.

SFC dan Arema sama-sama memburu rekor. SFC berambisi menjadi tim pertama yang mencetak gelar Piala Indonesia tiga kali berturut-turut jika menjadi pemenang di laga puncak ini. SFC menjadi juara Piala Indonesia dalam dua musim berturut-turut, yaitu 2007/2008 dan 2008/2009.

Dua periode sebelumnya, Arema meraih gelar itu. Arema pun tengah berupaya menyandingkan gelar juara Liga Super Indonesia dengan Piala Indonesia, mengikuti jejak SFC pada tahun 2008.

Meski berhasrat besar menjadi juara, Rahmad berusaha tidak memikirkan hasil akhir. Terpenting baginya adalah menyiapkan tim sebaik mungkin. Ia berharap para pemainnya menikmati pertandingan dan bermain tanpa beban.

Rahmad sudah melakukan antisipasi terhadap serangan rapi Arema yang dikomandoi striker Noh Alam Shah. Kebetulan, ia memiliki bek yang tahu karakter Alam Shah karena sama-sama membela timnas Singapura, Precious Emujeraye.

Ia juga sudah menyiapkan strategi menghadang gerakan lini kedua Singo Edan, julukan Arema, yang sering muncul tiba-tiba untuk membuat gol. Rahmad akan berupaya mengeksploitasi kelemahan lini belakang Arema yang tidak akan diperkuat oleh bek Pierre Njanka. Selama ini, Njanka menjadi tembok kokoh pertahanan Arema dengan skill dan postur tubuh “raksasa’ miliknya.

Sebaliknya, Arema mewaspadai serangan balik cepat Laskar Wong Kito, julukan SFC. Albert menegaskan, para pemainnya akan mengunci pergerakan Zah Rahan Krangar dan Keith Kayamba Gumbs agar tidak leluasa membangun serangan dan mencetak gol.

"Zah Rahan adalah playmaker cerdik, sedangkan Gumbs tajam di depan dan tetap berbahaya menciptakan peluang jika dimainkan sedikit ke bawah. Kalau dibiarkan mereka akan sangat berbahaya,” kata asisten pelatih Arema, Liestiadi.

Arema lolos ke babak final setelah mengandaskan Persik Kediri 4-0 di semifinal. Sedangkan Sriwijaya FC lolos setelah menang adu penalti dengan Persipura Jayapura.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement