Kamis 26 Aug 2010 03:34 WIB

Effendi Anas Tolak Jabatan Manajer Persija

Rep: Israr/ Red: Endro Yuwanto
Effendi Anas
Effendi Anas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta, Effendi Anas, lebih mementingkan hubungan baik ketimbang jabatan. Mantan Walikota Jakarta Utara ini akhirnya menolak posisi sebagai manajer Persija yang diberikan kepadanya.

Ini menyusul reaksi keras Haryanto Bajuri, manajer Persija yang juga mantan kepala Satpol PP DKI Jakarta. Bajuri menolak diganti.

Namun Effan, sapaan karib Effendi, tidak secara tegas menyebutkan resistensi Bajuri sebagai alasannya keputusannya menolak jabatan strategis tersebut. Kepada wartawan, Rabu (25/8), ia hanya berkata, "Secara pribadi saya tidak ingin terlibat dalam manajemen Persija di musim kompetisi mendatang."

Effan mengatakan, jabatan sebagai manajer adalah pekerjaan berat. Apalagi klub besar seperti Persija sarat dengan sorotan dari banyak pihak. Untuk saat ini, kata Effan, ia merasa belum waktunya menjadi manajer Persija. "Pekerjaan itu adalah sebuah amanah yang harus kita kerjakan dengan baik," kata dia.

Effan diangkat oleh Ketua Umum Persija, Toni Tobias, melalui Surat Keputusan (SK) bernomor 177/KPT/KU/Sekr/VIII/2010 tertanggal 12 Agustus 2010 sebagai manajer Persija musim 2010/2011. Toni mengatakan dirinya sudah berkonsultasi dengan sejumlah petinggi pemerintah Provinsi DKI perihal pengangkatan Effan. "Tidak mungkin saya membubuhkan tanda tangan begitu saja tanpa koordinasi," kata Toni beberapa waktu lalu.

Dengan turunnya SK ini, otomatis jabatan Bajuri sebagai manajer berakhir. Namun pengangkatan ini ternyata ditentang oleh Bajuri. Menurut Bajuri, pengangkatan tersebut tidak sah karena yang memberhentikan dan mengangkat manajer seharusnya Gubernur DKI. Alasan Bajuri, Persija saat ini masih menggunakan dana APBD yang pertanggungjawabannya langsung kepada Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta .

Bajuri mengingatkan bahwa saat dirinya diangkat sebagai manajer Persija, serah terima dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Sutiyoso, pada 27 November 2006. Bajuri diangkat dengan SK bernomor 144.Persija.Liga.SK.XI.2006 untuk menggantikan manajer lama, Firman Hutajulu.

Effan menilai polemik yang sempat muncul adalah hal yang wajar. Sebab Persija tengah dituntut berprestasi maksimal setelah tak kunjung berprestasi. "Kita hanya perlu menyikapinya secara dewasa," ucap Effan.

Persija terakhir menjadi juara pada Liga Indonesia 2001. Setelah itu, tim berjuluk Macan Kemayoran tidak pernah lagi merasakan gelar juara meski mendapat dana jor-joran dari Pemerintah DKI Jakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement