REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Manajer timnas Indonesia, Andi Darussalam Tabusalla, menegaskan juara Piala AFF 2010 adalah target yang tidak bisa ditawar meski bergabung di grup maut bersama Thailand, Malaysia, serta Laos. Ia menilai persiapan timnas yang relatif kurang dibandingkan Thailand dan Malaysia, serta tim kuat lain seperti Vietnam dan Singapura, tidak boleh dijadikan alasan untuk meraih prestasi minimalis.
“Saya tidak punya cita-cita tim ini menjadi nomor dua. Ada plus minus dalam persiapan, tapi mari kita lupakan itu dan menatap ke depan untuk mewujudkan target juara ini,” kata Andi dalam diskusi dengan wartawan sepak bola di Sekretariat PSSI, Senayan, Senin (29/11).
Ucapan senada disampaikan oleh Bambang ‘Bepe’ Pamungkas. Menurut dia, ini adalah saat yang tepat untuk merebut gelar juara setelah selama 11 tahun lebih berkarier di timnas selalu gagal menjadi yang terbaik. “Ini Piala AFF kelima dan mungkin juga yang terakhir bagi saya. Ini kesempatan terbaik saya untuk meraih gelar,” ucap Bepe.
Bepe menilai atmosfer tim sangat baik di tangan pelatih Alfred Riedl yang cakap memadukan kombinasi pemain tua dan muda. Riedl memercayai pemain muda selama menunjukkan keseriusan dalam berlatih.
Selain itu, masih kata Bepe, Riedl juga melakukan perbaikan kepada hal-hal yang selama ini menjadi kelemahan timnas. Di antaranya dengan menghindari melakukan kesalahan-kesalahan kecil seperti pelanggaran yang merugikan bagi tim.
“Kami bermain tough defense namun tidak melakukan pelanggaran yang tidak perlu. Ini bisa dilihat dari dua uji coba terakhir di mana kami tidak mendapatkan kartu,” kata Bepe.
Melakukan pelanggaran tidak perlu adalah kebiasaan buruk para pemain Indonesia selama ini. Yang paling diingat adalah saat Ismed Sofyan melakukan pelanggaran melawan Arab Saudi di Piala Asia 2007. Lawan melakukan pelanggaran tidak perlu yang berbuah tendangan bebas. Dari tendangan bebas ini, Arab Saudi mampu menceta gol untuk membungkam Indonesia 2-1. “Kami diminta melupakan cara bermain di liga lokal karena sekarang bermain untuk timnas,” ucapnya.
Firman Utina menambahkan bahwa Riedl sangat cakap dalam merotasi pemain. Kehadiran Irfan Bachdim dan Cristian Alfaro Gonzales dinilainya menambah motivasi para pemain.
“Kita semua tahu kualitas Gonzales,” jelas dia.