Rabu 15 Dec 2010 06:25 WIB

Program Instan Bikin Prestasi Olahraga Seret

Rep: Fernan Rahadi/ Red: Didi Purwadi
Atlet perahu naga Indonesia meluapkan kegembiraannyasetelah melintasi garis finis pertama pada pertandingan babak final 1000m Straight Race putra di Zengcheng Dragon Boat Lake, Guangdong, Cina, Kamis (18/11)
Foto: ant
Atlet perahu naga Indonesia meluapkan kegembiraannyasetelah melintasi garis finis pertama pada pertandingan babak final 1000m Straight Race putra di Zengcheng Dragon Boat Lake, Guangdong, Cina, Kamis (18/11)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA  --  Pengamat olahraga, Fritz Simandjuntak, mengatakan bahwa seretnya prestasi olahraga nasional akhir-akhir ini lantaran mengandalkan pada program instan. ''Jika ingin berprestasi di masa depan, Indonesia harus siap dengan program-program jangka panjang," kata Fritz dalam seminar olahraga bertajuk 'Evaluasi Asian Games 2010 dan Outlook Olahraga Indonesia 2011' di Jakarta, Selasa (14/12).

Fritz menilai prestasi Indonesia di Asian Games 2010 Guangzhou terbilang pas-pasan. Kontingen Merah Putih menempati peringkat ke-15 dengan mengantongi empat medali emas, sembilan medali perak dan 13 perunggu. Ironisnya, tiga dari empat emas Indonesia berasal dari cabang perahu naga yang sempat nyaris tidak diberangkatkan ke Guangzhou.

Menurut pendapat Fritz, prestasi pas-pasan Kontingen Indonesia itu karena minimnya persiapan. Persiapan biasanya dilakukan hanya dalam hitungan bulan sebelum multievent diselenggarakan. "Padahal, untuk menjadi juara itu membutuhkan 10 ribu jam latihan, bukan hanya 200-300 jam," kata Fritz.

Oleh karena itu, pemerintah harus melakukan transformasi kelembagaan dan memulai pembinaan dari tingkat akar rumput. Sehingga prestasi Indonesia pada multievent-multievent mendatang tidak hanya diperoleh dari cabang-cabang yang mengejutkan seperti boling (Asian Games 2006 Qatar) dan perahu naga (Asian Games 2010 Guangzhou).

Lembaga-lembaga bentukan pemerintah, kata Fritz, selama ini memang sering tidak jelas. Indonesia sering bergonta-ganti program seperti Garuda Emas, Indonesia Bangkit, Program Atlet Andalan (PAL), dan Program Indonesia Emas (Prima). Padahal, negara-negara seperti Australia, Inggris, dan Cina sejak dulu tidak pernah ganti program.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement