REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG--Pelatih Tim Nasional Indonesia, Alfred Riedl, dinilai telah mereformasi timnas Indonesia. Terutama dari sisi komposisi pemain. Hal ini disampaikan Pelatih Persijap Jepara, Suimin Diharja, Ahad (19/12).
"Riedl telah membawa reformasi sepak bola nasional terutama di tim nasional," katanya. Ia menjelaskan, reformasi itu terjadi ketika Riedl berani untuk tidak memanggil pemain-pemain yang selama ini menjadi langganan tim nasional seperti Ismed Sofyan.
"Saya lihat yang ada hanya Firman Utina, Markus Horison, sedangkan yang lainnya rata-rata pemain baru," katanya.
Sementara mengomentari pertandingan Indonesia-Filipina, Suimin mengatakan timnas menampilkan permainan yang berbeda dengan leg pertama. "Saya lihat gaya permainan pada leg kedua ini berbeda dengan leg pertama melawan Filipina," kata Suimin.
Menurut Suimin yang juga mantan pelatih Persitara Jakarta Utara tersebut, pada leg pertama melawan Filipina, Riedl, pelatih berasal dari Austria tersebut lebih banyak menonjolkan permainan "sweet play" dan "long play".
Tetapi, kata Suimin pelatih berasal dari Sumatera Utara tersebut, pada saat leg kedua, kedua gaya permainan tersebut tidak terlihat. "Saya justru melihat Alfred lebih banyak menerapkan pola permainan dengan sentuhan satu-dua kaki kemudian diumpan kepada rekannya," katanya.
Suimin mengatakan, peluang untuk menang dari Malaysia pada partai final mendatang cukup besar. "Saya kira Riedl tinggal memupuk rasa percaya diri pemainnya saja," katanya.
Ia mengatakan, kedua tim (Indonesia dan Malaysia) sudah tahu kelemahan dan kelebihan lawannya karena mereka pernah bertemu pada babak penyisihan grup, saat itu Indonesia menang atas Malaysia, 5-1.