REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Meningkatnya prestasi beberapa cabang olahraga membuat Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng, mengusung optimisme tinggi menghadapi SEA Games 2011 yang akan digelar di Indonesia. Andi pun langsung merevisi target medali emas yang akan diraih pada pesta olahraga antarnegara Asia Tenggara tersebut menjadi minimal 145 medali emas.
"Kita perkirakan 145 sampai 203 medali emas untuk meraih juara umum di SEA Games tahun depan. Untuk amannya, kita harus berhasil meraih 180 emas. Di Laos tahun lalu, Indonesia hanya meraih 43 emas. Jadi, ini tantangan berat bagaimana menaikannya sampai lima kali lipat," kata Andi, di Jakarta, Selasa (21/12).
Sebelumnya, Andi menargetkan Indonesia minimal meraih 120 emas pada ajang SEA Games 2011. Andi berani meningkatkan target medali emas melihat prestasi atlet-atlet Indonesia yang semakin membaik di beberapa kejuaraan yang baru saja rampung digelar.
"PSSI yang sebelumnya bikin pusing dengan sepakbola yang jarang menang di kompetisi internasional. Tapi, Alhamdulillah tinggal selangkah ke final Piala AFF. Ini menunjukan bila kita berada di era kebangkitan olahraga, bukan hanya di sepakbola, juga cabang lainnya," kata Andi.
Selain sepakbola yang sukses melaju ke final Piala AFF, Andi menyebutkan, cabang lain yang juga berhasil menunjukan prestasinya, yaitu pencak silat. Cabang bela diri asal Indonesia tersebut yang meraih juara umum di Kejuaraan Dunia yang baru rampung digelar pekan lalu.
Indonesia meraih sepuluh emas dan mengungungguli Vietnam dengan delapan emas dan Malaysia dengan empat emas. Padahal pada penyelenggaraan SEA Games di Laos tahun lalu, Indonesia hanya berhasil finis di urutan ketiga dengan dua emas. Sedangkan, Vietnam berhasil tampil sebagai juara umum dengan meraih enam emas, sedangkan Malaysia di urutan kedua dengan empat emas.
Andi juga menyebutkan, cabang menembak juga berhasil meraih enam emas pada Kejuaraan Menembak Asia Tenggara (SEASA) pekan lalu. "Padahal, di Laos menembak hanya dapat satu emas," kata Andi.
Ikuti Whatsapp Channel Republika