REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Indonesia dan Malaysia akan 'saling bunuh' untuk memperebutkan Piala AFF 2010. Laga keduanya berlangsung dua kali di dua stadion berbeda. Di Malaysia, laga akan dilangsungkan di Stadion Bukit Jalil, sementara di Indonesia, akan digelar di Stadion Gelora Bung Karno.
Mari tengok sejenak soal stadion di kedua negara. Stadion Utama Gelora Bung Karno dibuka pada 1962. Stadion dengan kapasitas sekitar 88 ribu penonton ini punya riwayat 'politik' cukup unik.
Pada tahun 1956 Bung Karno melakukan kunjungan kenegaraan ke Uni Sovyet. Indonesia ketika itu memang relatif dekat dengan negara-negara Blok Timur. Bung Karno sempat berpidato di Stadion Luzhniki, Moskow, di hadapan ratusan ribu warga Moskow.Sovyet, kata Bung Karno saat itu adalah, "Saudara yang jauh di mata tapi dekat di hati."
Pulang dari Sovyet, Bung Karno berkeinginan membangun stadion serupa dengan Luzhniki. Maka dirancanglah stadion ini. Anggaran pembangunannya pun merupakan utang dari Sovyet sebesar 12,5 juta dolar AS yang baru dikucurkan tahun 1958. Kantor berita Rusia, RIA Novosti, dalam artikelnya mengklaim kalau pembangunan Stadion Bung Karno juga melibatkan arsitek Sovyet dan tukang-tukang bangunan dari Sovyet.
Lepas dari Orde Lama, nama stadion ini diubah menjadi Stadion Senayan. Salah satu tujuannya adalah untuk menghilangkan 'bau-bau' Soekarno. Nama Bung Karno akhirnya 'dikembalikan' pada reformasi melalui keputusan presiden.