REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta agar PSSI jangan semata-mata mengejar keuntungan, dengan mengurangi hak rakyat untuk mendapatkan tontonan dan hiburan murah.YLKI mengkritk kebijakan harga tiket laga final PSSI yang dinilai mahal.
''PSSI harus terbuka, kebijakan tarif tiket itu seperti apa dan juga keuntungannya. Jangan hanya untuk semata-mata mengejar keuntungan kemudian,'' tegas anggota YLKI, Soedaryatmo, dalam perbincangan dengan Republika di Jakarta, Rabu (22/12).
Dikatakan Soedaryatmo, dengan harga tiket yang dipatok PSSI untuk pertandingan Final leg kedua nanti, jelas jauh dari keterjangkauan masyarakat Indonesia. Menurut diam penikmat bola ini banyak yang bukan dari Jakarta saja. Banyak dari luar Jakarta bahkan dari seluruh penjuru negara ini ingin menonton langsung dan datang ke Jakarta.
Tentunya mereka sudah mengeluarkan biaya besar untuk sam;pai Jakarta. "Jangan kemudian mereka tidak mampu untuk membeli tiket karena harga yang demikian tinggi,'' kata Soedaryatmo.
Seperti diketahui, Ketum PSSI Nurdin Halid mengatakan pihaknya harus menaikkan harga tiket untuk final. Tiket final dijual berturut-turut seharga: harga tiket kategori VVIP dari Rp500 ribu menjadi Rp1 juta.
Tiket tribun yang sejak babak penyisihan hanya dijual Rp50 ribu, pada pertandingan final dinaikkan 50 persen yaitu menjadi Rp75 ribu.
Untuk kategori II dari harga sebelumnya Rp100 ribu naik menjadi Rp150 ribu, sedangkan kategori I dari Rp150 ribu naik menjadi Rp200 ribu. Untuk VIP Timur naik dari Rp250 ribu menjadi Rp350 ribu dan VIP Barat dari Rp350 ribu naik menjadi Rp500 ribu.
Sementara di Malaysia, para penonton yang ingin duduk di bagian teras cukup membayar 30 ringgit atau sekitar Rp 87 ribu. Tiket paling mahal yang dijual seharga 50 ringgit atau sekitar Rp 145 ribu.