REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--PSSI menaikkan harga tiket babak final Piala AFF. Sontak kenaikan ini mendapat reaksi negatif dari masyarakat. Tokoh olah raga IGK Manila menilai, kenaikan tiket oleh PSSI ini tidak manusiawi, apalagi bila dibandingkan dengan harga tiket di Malaysia.
"Kalau dibandingkan dengan Malaysia lebih tidak manusiawi. Malaysia itu negara yang pemasukan per kapitanya lebih besar daripada kita, tapi tiketnya masih lebih murah," katanya pada Republika, Kamis (23/12).
"Malaysia yang pembantunya orang Indonesia. Kita yang tidak punya pembantu orang Malaysia justru mau sok kaya," kata dia lagi, dengan nada kesal.
Menurut Manila, ia menyoroti kenaikan harga tiket untuk penonton tribun. "Buat mereka Rp 50 ribu itu sudah mahal. Orang-orang itu seharusnya tahu, menonton dari bangku tribun itu tidak enak," katanya.
Ia menambahkan, padahal penonton tribunlah yang membuat gemuruh dan terus menerus menyemangati timnas. "Mereka juga yang paling kencang bernyanyi, membuat stadion bergemuruh. Mereka yang meneriakan nama Bambang, Irfan, Gonzales, bukan orang-orang kaya yang kalau ada gol hanya tepuk tangan," katanya.
Manila berkesimpulan, soal tiket laga final ini PSSI sangat keterlaluan dan tidak dapat diterima.