REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para calon pembeli tiket final Piala AFF antara Indonesia dan Malaysia Rabu (29/12) mendatang menyerbu masuk lapangan rumput stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Ahad (26/12). Kepala Biro Operasional Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Sujarno, mengungkapkan, kurang aktifnya panitia lokal melakukan koordinasi dengan kepolisian terkait keamanan penjualan tiket.
"Selalu kita terus ngajak mereka untuk kordinasi, mereka tidak pernah undang kita untuk rapat," kata dia, di Jakarta.
Menurut Sujarno, panitia lokal juga tidak menggubris usulan Kepolisian untuk menambah titik tempat pembelian tiket partai puncak turnamen sepakbola antarnegara Asia Tenggara tersebut.
"Kita sudah usulkan panitia menambah ticket box, tapi tidak dilakukan. Ternyata ada kejadian seperti ini, saya tidak tahu kenapa," kata dia.
Sujarno menilai, insiden tersebut disebabkan para penonton sudah jenuh dan kelelahan menunggu tiket dibagikan. "PSSI tidak memberi kepastian kapan dibagikan. Massa yang sudah kelelahan dan jenuh marah," kata Sujarno.
Hari ini, panitia menjual tiket kategori III (tribun) seharga Rp 50 ribu sebanyak 30 ribu lembar. Ribuan pendukung Merah Putih pun mulai memadati loket-loket pembelian tiket tersebut sejak pagi, bahkan tidak sedikit juga yang memilih untuk menginap agar dapat menyaksikan Christian Gonzales dkk beraksi.
Karena hujan deras, ribuan para pengantre tersebut dipindahkan ke dalam Gelora Bung Karno untuk mendapatkan tiket laga final. Lama menunggu, para pengantre langsung menyerbu lapangan dengan merusak pagar pembatas ketika melihat petugas yang membawa tiket.
Petugas polisi yang kalah banyak dari massa pun tidak dapat menghalau aksi penjebolan tersebut. Masuknya penonton ke lapangan membuat rumput terinjak-injak dan rusak. Berbagai macam sampah juga memenuhi lapangan yang akan digunakan final.
Insiden tersebut juga membuat petugas pembawa tiket terluka dan harus dilarikan ke rumahsakit.