REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sikap ngotot Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) yang menolak kehadiran Liga Primer Indonesia (LPI) dinilai hanya akan menghambat prestasi sepakbola tanah air. Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Rita Subowo, mengatakan, PSSI sebagai induk sepakbola tertinggi seharusnya mengayomi kompetisi-kompetisi baru yang hadir di tanah air.
"PSSI sebagai lembaga tertinggi di sepakbola supaya dapat mengayomi agar tidak ada konflik," kata Rita di Jakarta, Jumat (7/1).
Saat ini, Rita mengatakan, Indonesia masih kekurangan kompetisi. Sehingga, dia melanjutkan, seharusnya bila ada pihak yang membentuk ajang untuk memacu persaingan di Indonesia seharusnya diberi dukungan.
"Kita harus dukung kompetisi. Kita kekurangan kompetisi. Apalagi, ini kompetisi yang tidak bergantung dengan dana dari pemerintah," kata dia.
Untuk itu, Rita mengatakan, PSSI harus segera menghentikan konflik dengan penyelenggara LPI. "Harus satu kesatuan. Katanya kita mau jadi juara. Kita mau rebut emas di SEA Games. Bagaimana bisa kalau justru berkonflik," ujar dia.
Musim perdana LPI yang diikuti 19 klub di seluruh Indonesia akan mulai bergulir pada Sabtu (8/1). Namun, PSSI tidak kunjung memberi restu pada turnamen yang digagas pengusaha Arifin Panigoro itu.
Tidak adanya ijin dari PSSI akan berimbas pada masa depan para pemain yang berlaga di LPI, seperti Irfan Bachdim (Persema Malang) dan Andik Vermansyah (Persebaya Surabaya) di tim nasional Indonesia.
Tidak diakui oleh PSSI membuat LPI juga tidak diakui oleh Federasi Sepakbola Dunia (FIFA). Kondisi ini akan membuat pesepakbola potensial yang memperkuat klub-klub yang berlaga di LPI berpeluang dicoret dari timnas.