REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA -- Persebaya yang bermain di Liga Primer Indonesia (LPI) telah mengubah namanya menjadi Persebaya Indonesia. Sementara, bonekmania telah menghukum Persebaya 'abal-abal' yang tetap bertahan di kompetisi binaaan PSSI di Divisi Utama musim 2010/2011.
Komisaris PT Pengelola Persebaya Indonesia, Saleh Mukadar, menegaskan bahwa Persebaya baru sudah mempunyai legilitas dari Kemkumham dengan nama PT Persebaya Indonesia. Karena itu, pihaknya akan menggunakan nama Persebaya Indonesia supaya tidak melanggar hukum.
"Dualisme Persebaya itu terjadi karena Persebaya yang paling awal ini melakukan perlawanan terhadap PSSI. Jadi, apa yang kami alami sekarang merupakan risiko dari pioner sebuah perlawanan yakni Persebaya menjadi klub pertama yang dimusuhi, sehingga muncul dualisme," ujarnya.
Namun, katanya, publik sebenarnya sudah menghukum karena Persebaya yang bermain di kompetisi Divisi Utama musim 2010/2011 itu beberapa waktu lalu hanya ditonton 2.000-an orang. Sedangkan pertandingan Persebaya Indonesia melawan Bandung FC di kompetisi LPI pada Senin (10/1) malam nanti diperkirakan akan ditonton minimal 20.000 orang.
"Publik sudah memberikan hukuman karena publik yang menonton Persebaya abal-abal (palsu) itu hanya 2.000-an orang,'' kata Saleh. ''Sedangkan permainan kami akan ditonton sedikitnya 20.000 orang dan bahkan bisa 30.000 orang. Jadi, publik sudah tahu harus memihak kepada siapa.''
Perpecahan Persebaya merupakan dampak dari dualisme kepengurusan PSSI Surabaya yang terjadi sejak April 2010, kendati konflik PSSI Surabaya telah berakhir dengan digelarnya musyawarah cabang luar biasa pada awal Desember 2010. Namun, dualisme Persebaya sudah terlanjur berjalan sehingga Polda Jatim juga sempat menolak untuk mengeluarkan izin pertandingan kepada Persebaya LPI saat akan menggelar laga amal melawan tim Indo-Holland pada beberapa waktu lalu. Meski, izin keamanan saat itu akhirnya bisa turun setelah Persebaya bersedia ganti nama menjadi Surabaya FC.