REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - PSSI tidak mengundang Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangen, dalam acara Kongres Tahunan PSSI yang digelar di Pan Pasific Nirwana Resort, Bali, pada 21-23. Andi beberapa hari sebelumnya melontarkan pernyataan pedas kepada PSSI saat menggelar rapat kerja dengan Komisi X-DPR.

Benarkah lantaran komentar keras Andi sehingga PSSI marah dan akhirnya tidak mengundangnya dalam acara Kongres Tahunan PSSI yang dibuka pada Jumat (21/1) malam ini? Yang pasti adalah ucapan Andi memang memosisikan berhadapan satu lawan satu dengan PSSI. Politisi Partai Demokrat itu secara tegas menyatakan bahwa Liga Primer Indonesia (LPI) itu legal.

''LPI tidak ilegal. Kompetisi tersebut telah memenuhi syarat. Jika PSSI belum mengakuinya, itu urusan lain,'' ujar Andi dalam rapat dengar pendapat di Komisi X DPR, Rabu (19/1).

Dalam pandangan pemerintah, kata Andi, LPI adalah bentuk partisipasi dan prakarsa masyarakat untuk berolahraga. LPI memiliki dasar hukum yang jelas yakni UU nomor 3 tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional. Karena itu, LPI tidak bisa dikatakan ilegal.

PSSI sebaliknya tetap bersikeras menilai LPI ilegal karena keberadaannya tidak berada di bawah mereka. PSSI bahkan telah mencoret Persema Malang, Persibo Bojonegoro dan PSM Makassar dari keanggotaan PSSI karena memilih pindah ke LPI. Alhasil, ketiga klub tersebut juga tidak diundang dalam Kongres Tahunan PSSI dan kehilangan hak suaranya.

Andi juga mendesak PSSI untuk mengakui LPI sehingga masalah selesai. Dia telah meminta Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) untuk menengahi konflik yang terjadi antara PSSI dengan LPI.

''Mudah-mudahan masalah tersebut segera selesai. Yang terpenting kualitas sepakbola kita semakin meningkat dan timnas Indonesia semakin kuat,'' ujarnya. Andi sebelumnya juga mendukung Irfan Bachdim, Persema Malang, tetap dipanggil memperkuat timnas Indonesia meski pemain blasteran itu kini bermain di LPI.

Ikuti Whatsapp Channel Republika