REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyatakan Persib Bandung merupakan salah satu contoh klub sepak bola di Indonesia yang bersih atau tidak lagi didanai biaya operasionalnya dari APBD.
''Kami tadi berdiskusi dan mencari info tentang larangan pemakaian APBD dalam klub sepak bola dengan Pak Dede Yusuf. Dan, itu ternyata bisa. Salah satunya dilakukan oleh Persib Bandung," kata Staf Bidang Pencegahan KPK, Dian Patria, di Bandung, Kamis (10/2).
Ditemui seusai bertemu dengan Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf, di Gedung Sate Bandung, Dian yang datang bersama tiga rekan lainnya dari KPK untuk melakukan pengkajian tersebut dan juga soal pendanaan Persib.
Menurut Dian, selain Persib Bandung, masih ada tiga klub lain yang dianggap bersih dari pendanaan APBD dalam biaya operasionalnya. Ketiga adalah Semen Padang, Pelita Jaya, dan Arema Malang.
"Dari sana, kami bisa mendorong ke daerah lain untuk mencontoh apa yang dilakukan Persib. Selepas dari APBD, dalam dua minggu Persib bisa memperoleh dana segar Rp 20 miliar,'' katanya. ''Ini yang mesti dicontoh daerah lain. Jadi, nanti APBD dimanfaatkan untuk hal-hal yang lebih dirasakan dan dibutuhkan masyakarakat seperti pendidikan dan kesehatan.''
Sementara Dede Yusuf, yang juga menjabat sebagai Duta Persib, merasa bersyukur bahwa Persib Bandung sudah tidak tergantung lagi dari dana APBD. "Jadi, tadi itu KPK datang ke kami. Mereka berdiskusi tentang langkah-langkah Persib lepas dari APBD. Jadi, Persib tidak mungkin dan mustahil untuk menerima dana APBD lagi," katanya.
Dalam pertemuan itu, Dede memaparkan tentang strategi dan tahapan Persib lepas dari APBD mulai dari pembentukan perusahaan terbatas, mencari sponsor dan penawaran saham. Menurutnya, Persib Bandung memang tidak terlalu sulit lepas dari APBD karena termasuk klub dengan rating tertinggi. Dalam sisi bisnis, Persib Bandung juga sangat menjual.