REPUBLIKA.CO.ID,SURABAYA - Sebanyak 38 perwakilan suporter daerah di Jawa Timur mendeklarasikan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tandingan sebagai bentuk perlawanan terhadap PSSI pimpinan Nurdin Halid. PSSI tandingan yang diluncurkan di Kantor Pengprov Jatim, Rabu (23/2), tersebut juga sekaligus menandai dimulainya kompetisi sepak bola Indonesia profesional mulai awal.
Dalam deklarasi itu, hadir ratusan suporter yang terus meneriakkan agar Nurdin Halid turun dari jabatannya sebagai ketua umum PSSI. Tri Prakoso, salah satu Presidium PSSI tandingan, menyatakan misi pembentukan PSSI tandingan adalah untuk membangun sepakbola Indonesia yang sehat dan terbebas dari berbagai kepentingan di luar sepak bola.
"Membangun sepakbola Indonesia dari awal dan dimulai dari Jatim. Ini embrio untuk membentuk PSSI yang lebih baik," terang Tri.
PSSI yang dideklarasikannya tidak mengakui kepemimpinan Ketua Umum PSSI Nurdin Halid. "PSSI tandingan ini akan membentuk kepengurusan sendiri dengan tidak mengakui Nurdin Halid sebagai ketua umum PSSI."
Tri juga mengungkap bahwa setelah deklarasi pihaknya akan memfasilitasi siapapun yang peduli sepak bola untuk mendaftar menjadi pengurus PSSI tandingan. "Bagi mereka yang ingin jadi pengurus dan ketua, silahkan daftar ke kantor Pengprov PSSI Jatim," sebutnya
Selain Jatim, PSSI tandingan rencananya juga dideklarasikan di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, NTB, dan Lampung. "Ini adalah embrio untuk membentuk PSSI yang lebih baik. PSSI tandingan embrionya dimulai dari Jatim," tegas Tri.
Ketua Harian Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jatim, Dhimam Abror Djuraid, mengaku sudah bisa menebak akan terjadi gelombang besar suporter yang menuntut Nurdin Halid turun dari jabatannya. "Gelombang demo suporter secara besar-besaran tak hanya akan dilakukan suporter, tapi juga oleh elemen masyarakat sebagai bentuk kekecewaan puncak kepada Nurdin Halid yang gagal memajukan dunia persepak bolaan Indonesia," tutur Dhimam.