Rabu 23 Feb 2011 18:40 WIB

Kantor PSSI Disegel Pendemo!

REVOLUSI PSSI. Sejumlah suporter yang tergabung dalam Suara Hati Nurani Rakyat melakukan aksi di depan kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Rabu (23/2).
Foto: antara
REVOLUSI PSSI. Sejumlah suporter yang tergabung dalam Suara Hati Nurani Rakyat melakukan aksi di depan kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Rabu (23/2).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Suporter sepak bola yang melakukan aksi demo menyegel kantor PSSI Jakarta, Rabu, sebagai bentuk perlawanan terhadap PSSI. "Ini adalah bentuk perlawanan terhadap Nurdin Halid. Karena sudah tak layak memimpin PSSI lagi," kata salah seorang pendemo, Novita Eli Rosa kepada wartawan.

Para suporter ini awalnya menggelar unjuk rasa menuntut mundurnya Nurdin Halid dari jabatan Ketua Umum PSSI. Namun, mereka tak kunjung mendapat perhatian dari pengurus PSSI. Selanjutnya, mereka menyegel kantor PSSI yang masuk dalam kompleks Stadion Gelora Bung Karno, Senayan itu. Pintu kantor PSSI itu disegel menggunakan rantai dan gembok besar.

Aksi demo suporter ini lebih banyak dibandingkan Selasa. Mereka terdiri atas Boromania, Suporter dari Semarang dan Aliansi Suporter Indonesia. Mereka dijaga petugas Kepolisian Daerah Metro Jaya. Sementara pendukung klub Persija juga ambil bagian dalam aksi demo.

Jakmania secara tegas tidak mengakui Nurdin Halid sebagai calon ketua umum PSSI periode 2011-2015. "Kami juga menuntut pemindahan lokasi kongres empat tahunan PSSI dari Bali ke Jakarta agar dapat diakses masyarakat luas," kata Ketua Jakmania Larico Ranggamone.

Jakmaniaa juga berharap pemerintah dapat mengambil langkah-langkah tegas terhadap PSSI. Jakmania dalam aksi demo membawa ambulans, bendera kuning, dan keranda. Mereka menilai PSSI telah mati. "Kami akan datang kembali untuk melakukan aksi demo, kata Larico.

Hingga Rabu sore, kantor PSSI masih disegel dan spanduk dengan ukuran besar yang dipasang di pintu masuk depan Kantor PSSI dengan tulis yang cukup mencolok, "Revolusi PSSI!.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement