Selasa 29 Mar 2011 09:22 WIB
Kisruh Kongres PSSI

FIFA: Keterangan Sekjen PSSI Palsu

Rep: Abdullah Sammy / Red: Didi Purwadi
FIFA
Foto: voanews.com
FIFA

REPUBLIKA.CO.ID,ZURICH — Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) menyatakan tidak pernah memutuskan untuk membatalkan Kongres PSSI di Pekanbaru pada Sabtu (26/3). Pernyataan PSSI lewat Sekjen Nugraha Besoes itu dinilai palsu.

"Klaim dari Sekretaris Jenderal PSSI bahwa FIFA yang memutuskan untuk membatalkan Kongres PSSI karena alasan keamanan benar-benar palsu,” ujar FIFA lewat pesan elektronik kepada Republika.

Sementara Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid, menyatakan bahwa pihaknya kemudian berkonsultasi dengan dua perwakilan FIFA dan dua perwakilan AFC setelah terjadi kericuhan di Kongres PSSI. Kongres akhirnya diputuskan dilakukan pembatalan.

Namun, Nurdin pun mengakui bahwa keempat orang tersebut tidak dalam kapasitas dimintakan pertimbangan karena keputusan akhir soal pembatalan Kongres menjadi wewenang komite eksekutif PSSI.

"Kami memutuskan bahwa kongres pembentukan Komite Pemilihan dan Komite Banding akan dilakukan selambat-lambatnya dalam waktu empat bulan. Sedangkan, kongres pemilihan komite eksekutif akan dilakukan selambat-lambatnya dua bulan setelah kongres pembentukan komite pemilihan dan komite banding," ujar Nurdin

Adapun surat email FIFA kepada Republika tentang pembantahan pernyataan Nugraha Besoes tersebut adalah sebagai berikut:

Dear Abdullah,

"FIFA's observer was prevented in being able to observe the PSSI General Assembly in Pekanbaru on 26 March by the PSSI leadership.

 "The claim from the PSSI Secretary General that it was FIFA who decided to cancel the PSSI Congress  for alleged security reasons is completely false. On the contrary, the FIFA observer repeatedly requested to go to the Congress venue and was prevented in doing so by the PSSI leadership.

 "Once FIFA receives the official report from its observer, FIFA will submit the situation to the relevant body for a decision."

 Kind Regards,

FIFA Media Department

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement