REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal TNI George Toisutta menyambut baik Komite Normalisasi yang diketuai Agum Gumelar untuk menyelesaikan kisruh di tubuh PSSI. "Saya kira dia (Agum) cukup bijak dan jiwa nasional cukup tinggi. Kita serahkan saja semua itu," katanya, usai penandatangan nota kesepahaman TNI Angkatan Darat dan HKTI di Jakarta, Jumat.
Namun, terkait kecilnya peluang untuk kembali mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PSSI, meminta kepada Federasi Asosiasi Sepak Bola Internasional (FIFA) untuk melakukan intervensi lebih jauh. Ia menekankan, FIFA harus konsisten terhadap peraturannya sendiri dan tidak campur tangan dalam hal pemilihan ketua umum. "Saya konsisten bukan hanya untuk PSSI, tapi untuk perwira saya. Pertama, harus taat asas kalau aturan seperti A, ya ikuti seperti A," ujar George.
Ia menegaskan, harga diri bangsa lebih utama. Menurut dia, tidak ada organisasi internasional yang boleh melakukan intervensi. George mencontohkan, saat dirinya menjabat sebagai Ketua Umum Judo, Federasi Judo Internasional tidak pernah intevensi kepada organisasi olahraga itu di suatu negara. "Karena aturannya tidak ada, sama dengan statuta FIFA. Kalau FIFA itu intervensi, ini bagaimana jadinya. Kalau kita mau taat asas, FIFA juga harus taat asas," kata George.
FIFA membentuk Komite Normalisiasi untuk mengatasi kisruh PSSI. Komite Normalisasi tersebut terdiri dari para insan sepak bola Indonesia yang tidak akan bisa duduk dalam sebuah posisi di PSSI dan akan bertindak sebagai komite pemilihan. Komite Normalisasi mengemban tiga tugas, yaitu menyelenggarakan pemilihan berdasarkan "Electoral Code" FIFA Statuta PSSI sebelum 21 Mei 2011, mengakomodasi liga yang berada di luar, sehingga bisa di bawah kontrol PSSI atau menghentikannya secepat mungkin, dan menjalankan aktivitas PSSI hari demi hari dalam semangat rekonsiliasi demi kebaikan sepak bola Indonesia.