REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Empat tokoh berniat maju menjadi ketua umum PSSI dalam kongres yang akan digelar di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (20/5) ini. Apa saja yang akan mereka tawarkan kepada para pemangku kepentingan dan juga pecinta sepak bola Tanah Air?
Erwin Aksa (36). Jika dia terpilih sebagai ketua umum PSSI, maka langkah penting yang akan diambil Erwin Aksa adalah melakukan reformasi dan perubahan di tubuh organisasi sepak bola tertinggi di Indoensia itu. Caranya dengan membawa inovasi dan kreativitas di sepak bola dengan melibatkan generasi muda. ''Harus dilibatkan supaya bisa membuat industri sepaakbola lebih hidup dan kreatif,'' kata ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) ini.
Menurut Erwin, salah satu masalah utama di PSSI yakni kedisiplinan serta konsistensi dan kreativitas dalam membangun industri sepak bola. Erwin menilai Kongres PSSI yang akan datang harus menjadi jawaban dari persoalan kekisruhan yang terjadi di sepak bola dalam negeri, termasuk persoalan sportivitas. ''Saya kira harus lihat kongres ini secara jernih agar bisa menjadi jawaban,'' kata mantan manajer termuda PSM Makassar ini.
Erwin menegaskan bahwa dirinya tidak akan mundur sebagai calon ketua umum PSSI. Mundurnya mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault dalam bursa pencalonan ketua PSSI tidak akan mempengaruhi sikapnya. ''Saya kira tetaplah, kita kan ingin bersama membangun sepak bola. Dari dulu saya umum-umum sudah terlibat sepak bola dan komitmen saya pegang,'' kata Erwin yang tetap optimistis dapat terpilih.
Disinggung mengenai keinginan George Toisutta dan Arifin Panigoro untuk maju sebagai calon ketua umum PSSI meskipun sudah dilarang FIFA, Erwin berpendapat semua harus dikembalikan kepada aturan yang berlaku. ''Koridor dibuat, baik statuta PSSI atau FIFA. Oleh karena itu, semua pihak harus menghormati koridor yang ada.''