REPUBLIKA.CO.ID,MILAN - Juventus tak menutup-nutupi ketidakpuasan mereka atas keputusan FIGC untuk membiarkan titel scudetto 2006 tetap berada dalam dekapan Inter Milan. Pada Senin (18/7) malam waktu setempat, federasi sepakbola Italia itu mengumumkan tak adanya dasar hukum untuk melucuti gelar raja Serie A lima tahun silam yang bermasalah itu.
Gelar tersebut awalnya menjadi milik Juventus sebelum diberikan kepada Inter karena Si Hitam-Putih tersandung skandal calciopoli. Menanggapi putusan terbaru, kubu Turin tampaknya belum mau menyerah. Mereka memberikan konfirmasi bakal kembali mengambil langkah hukum lanjutan.
"Keputusan Dewan Federal hari ini mengonfirmasikan perlakuan yang benar-benar berbeda untuk situasi yang sama," bunyi pernyataan resmi dari Juve. "Petisi yang diajukan 14 bulan lalu oleh Juventus dapat diperiksa secara mendalam. Sayangnya, ini tak diikuti oleh penerimaan tanggung jawab dalam bentuk apa pun oleh lembaga olahraga yang terlibat, yang justru tak mempergunakan peran politis mereka sebagai pihak yang berwenang."
"Tentunya dapat dimengerti bahwa demi melindungi jutaan fans, begitu pula para pemegang saham dan pekerja kami, Juventus harus mengejar hak dan verifikasi yang diperlakukan menyangkut fakta-fakta sambil mencari kesetaraan perlakuan,'' lanjut pernyataan tersebut.
Oleh karena itu, tim pengacara klub telah diberikan mandat untuk mengidentifikasi instrumen perlindungan terbaik dalam hukum administratif dan internasional. Karena keputusannya jauh dari kesetaraan dan keadilan, Juventus ingin menelusuri semua hukum yang diaplikasikan secara internasional di setiap lembaga yang relevan.
Sejumlah laporan media Italia meyakini La Vecchia Signora bakal mengajukan banding atas keputusan FIGC dengan membawa kasus ini ke Komite Olimpiade Nasional Italia (CONI).
Ikuti Whatsapp Channel Republika
