REPUBLIKA.CO.ID, LA PLATA - Paolo Guerrero memainkan peranan penting ketika mengantarkan Peru finis sebagai peringkat ketiga Copa America 2011. Hattrick bomber Hamburg itu membantu Peru mengalahkan sepuluh pemain Venezuela, 4-1, pada perebutan tempat ketiga di Stadion Ciudad de La Plata, Ahad (24/7) dini hari WIB.
Guerrero mengatakan, kemenangan ini menjadi obat kekecewaaan kalah dari Uruguay pada semifinal. Peru menunjukan perjuangan dan ketangguhan sepanjang pertandingan melawan Venezuela.
"tulah yang terpenting. Saya bangga menjadi Peruvian. Kami menikmati turnamen ini meski kami tidak meraih hasil terbaik. Posisi ketiga tidak masalah. Saya bangga dengan tim ini," ujar dia seperti dilansir Reuters.
Penyerang berjuluk 'Predator' itu melesakan tiga gol setelah Venezuela bermain dengan sepuluh pemain setelah rekan setimnya di Hamburg, Tomas Rincon, diusir wasit. Kapten Venezuela berusia 23 tahun itu melakukan tekel berbahaya kepada Carlos Lobaton pada menit 58.
Guerrero juga mencatat umpan ketika William Chiroque mencetak gol pembuka Peru empat menit sebelum turun minum. Sedangkan, Venezuela memperkecil kedudukan melalui Juan Arango pada menit 77.
Trigol itu langsung membuat pemain jebolan Akademi Bayern Muenchen ini memimpin klasemen top skor dengan lima gol unggul dua dari striker Uruguay, Luis Suarez. Tapi, pesepak bola berusia 27 tahun itu mengatakan, membawa Peru ke podium untuk kali pertama sejak 28 tahun lebih penting dibandingkan pencapaian pribadi.
"Soal menjadi top skor, saya penyerang dan tugas saya mencetak gol. Saya bekerja untuk tim, jadi bagi saya kemenangan tim lebih penting. Saya senang bisa memberikan kontribusi penting kali ini," kata dia.
Hasil ini cukup bagus untuk La Blanquirroja, julukan timnas Peru, yang memulai turnamen sebagai tim yang dipandang sebelah mata. Peru berkembang untuk memberikan penampilan terbaik pada setiap pertandingan ketika favorit juara, seperti Argentina, Brasil, Cile, tersingkir.
Arsitek Peru, Sergio Markarian, berharap, hasil ini akan membuat timnya melupakan hasil buruk kualifikasi Piala Dunia 2010. La Blanquirroja finis di klasemen setelah menelan 11 kekalahan pada kualifikasi zona Amerika Selatan.
Markarian mengatakan, timnya menunjukan timnya sudah tampil baik di Argentina. Tapi, ia berharap, anak-anak asuhannya terus berkembang. “Kami belum memenangi apapaun dan kami harus mampu bersaing,” ujar pelatih asal Uruguay itu.
Pelatih Venezuela, Cesar Farias, mengakui, Peru tampil lebih baik dibandingkan timnya. Apalagi, mengatakan, La Blanquirroja ditunjang tenaga yang lebih baik karena memiliki waktu istirahat satu hari lebih banyak dibandingkan timnya.
"Peru adalah tim hebat yang tahu bagaimana memanfaatkan kesalahan-kesalahan kami dan kami melakukan kesalahan paling buruk sepanjang turnamen ini berlangsung,” kata dia.
La Vinotinto tidak menunjukan performa terbaiknya seperti pada laga-laga sebelumnya. Tapi, Markarian tidak ingin mengritik para pemainnya. "Memang sulit menjaga konsentrasi pada laga sepenting ini," kata dia.
Meski gagal, Venezuela sudah mencatat sejarah dengan melaju ke semifinal. La Vinotinto, julukan timnas Venezuela, dinilai akan langsung tersingkir pada penyisihan grup sebelum turnamen dimulai.
Namun, Venezuela berhasil mengimbangi Brasil dan mempermalukan Cile. La Vinotinto menelan kekalahan dari Paraguay melalui drama adu penalti pada semifinal. "Saya harap hasil itu memberikan masukan lebih baik bagi tim kami," kata dia.
Kiper Venezuela, Renny Vega, yakin negaranya akan dianggap sebagai pesaing serius setelah finis di posisi keempat turnamen ini. Kini, La Vinotinto harus mulai mengalihkan fokus pada kualifikasi Piala Dunia 2014 yang digelar di Brasil.
Vega mengatakan, duel melawan Peru memberikan pelajaran bagi timnya jika tidak ada pertandingan yang mudah. "Kami harus menjaga kepala kami tetap tegak dan terus bekerja keras. Sekarang, saya menunggu kualifikasi Piala Dunia melawan Ekuador," kata dia.