REPUBLIKA.CO.ID,LONDON--Bomber Chelsea, Didier Drogba, tidak berencana menjadi politisi atau bekerja untuk Pemerintah negerinya bila mengakhiri kariernya di lapangan hijau. Pesepak bola asal Pantai Gading ini lebih suka melakukan pekerjaan yang masih terkait dengan sepak bola.
“Saya akan tetap berada di sepak bola karena itulah yang bisa saya kerjakan dengan sangat baik. Politik bukan untuk saya. Saya tak ingin orang berpikir saya akan menjadi politisi. Tapi, saya bisa mengajak orang untuk melakukan perdamaian, bersatu,” kata dia seperti dilansir AP, Rabu (21/9).
Droga meminta masyarakat Pantai Gading untuk melakukan rekonsiliasi setelah krisis kemanusiaan pascapemilihan November tahun lalu.
Tahun lalu, Komisi Pemilihan Umum Pantai Gading mengumumkan Alassane Quattara sebagai pemenang dengan jumlah suara 54,1 persen. Tapi, mantan Presiden, Laurent Gbagbo, menolak memberikan kekuasaannya.
Kondisi ini menyulut terjadinya perang saudara yang menelan ribuan korban di Pantai Gading. Gbagbo akhirnya dijebloskan ke penjara oleh pasukan pendukung Ouattara. Dalam proses perdamaian, Drogba terpilih sebagai satu dari 11 anggota Komisi Kebenaran, Rekonsiliasi, dan Dialog yang bertugas untuk menyembuhkan luka akibat perang saudara tersebut.
Droga menyadari tugasnya tidak akan mudah dan membutuhkan untuk menghadirkan perdamaian di Pantai gading. Meski demikian, ia optimistis tujuan itu dapat tercipta. “Hari ini kami harus memulai semua dari awal. Untuk itu, kami membutuhkan maaf. Kami harus belajar untuk hidup bersama,” kata dia.