REPUBLIKA.CO.ID, MALANG - Nilai kontrak para pemain Persema yang bakal memperkuat tim berjuluk Laskar Ken Arok itu pada musim kompetisi 2011-2012 turun cukup drastis.
General Manajer (GM) Persema Asmuri, Rabu (5/10), mengakui, pada awalnya negosiasi nilai kontrak dengan pemain cukup alot, bahkan berkali-kali manajemen gagal mencapai kesepakatan harga dengan pemain.
"Alhamdulillah sekarang negosiasi itu sudah berakhir dan seluruh pemain bersedia menandatangani kontrak yang disodorkan manajemen, meski nilainya jauh di bawah dari kontrak musim sebelumnya," kata Asmuri.
Nilai kontrak yang disodorkan manajemen Persema pada musim kompetisi 2011-2012 dikhabarkan turun hingga 50 persen dari musim sebelumnya (2010-2011), sehingga negosiasi antara manajemen dengan pemain cukup alot.
Alotnya 'deal' kontrak tersebut membuat manajemen mengeluarkan 'deadline' kepada pemain untuk menentukan sikap pada Selasa (4/10) kemarin. Bagi pemain yang tidak mau menandatangani kontrak dipersilakan untuk mencari klub lain, bagi yang ingin tetap bertahan harus membubuhkan tanda tangan kontrak, meski nilainya jauh menurun.
Menurut mantan anggota DPRD Kota Malang itu, 'deal' nilai kontrak sekaligus tanda tangan kontrak pemain tersebut dilakukan pada detik-detik akhir batas waktu yang ditentukan manajemen.
Para pemain yang melakukan tanda tangan kontrak menjelang batas akhir waktu penentuan sikap itu sebanyak 14 orang termasuk kapten tim Bima Sakti. Sebelumnya ada empat pemain yang sudah menandatangani kontrak, yakni Tommy Pranata, Richi Pravita Hari, Reza Mustofa, dan Joko Ribowo.
Asmuri mengakui, turunnya nilai kontrak pemain tersebut semata-mata karena anggaran yang dikucurkan oleh konsorsium sangat mepet, padahal tim yang bakal berkompetisi di level satu sebanyak 24 tim, sehingga berpengaruh terhadap biaya operasional tim.
Sementara kapten tim Persema Bima Sakti mengaku memahami kondisi Persema saat ini. "Saya rasa teman-teman juga bisa memahami kondisi tim sekarang ini, sehingga tetap setia dan bertahan untuk memperkuat Persema," katanya.
Pada awal digelarnya Liga Primer Indonesia (LPI) yang digagas pengusaha Arigin Panigoro, kontrak seluruh pemain Persema berdurasi satu hingga tiga musim. Namun, karena adanya perubahan kompetisi, maka kontrak pemain ditinjau ulang.