Jumat 23 Dec 2011 17:17 WIB

Sriwijaya FC Rampungkan Memori Banding

Pemain Sriwijaya FC saat menggelar sesi latihan. (ilustrasi)
Foto: Antara/Prasetyo
Pemain Sriwijaya FC saat menggelar sesi latihan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG - Manajemen Sriwijaya Football Club PT Sriwijaya Optimis Mandiri merampungkan pembuatan memori banding, Jumat, setelah mengajukan surat pernyataan banding atas sanksi degradasi, denda, dan larangan transfer pemain oleh Komisi Disiplin PSSI.

"Kemarin, kami sudah mengirimkan surat pernyataan banding, dan hari ini kami telah merampungkan isi memori banding. Biasanya berselang tiga hari setelah surat pernyataan banding, pihak manajemen SFC akan diminta PSSI mengajukan memori banding," kata Direktur Teknik PT Sriwijaya Optimis Mandiri Hendri di Palembang, Jumat (23/12).

Menurut dia, isi memori banding yang disiapkan itu menyatakan keberatan atas empat poin sanksi yang diberikan Komdis PSSI. Sanksi itu, mendegradasi SFC dan PT SOM dari Indonesian Primer League (IPL), mendegradasi SFC ke Divisi Utama, larangan melakukan transfer pemain atas nama LPI, dan kewajiban membayar denda Rp 500 juta.

"Di dalam memori banding itu berisi kronologis kejadian hingga SFC terkena denda. Kami pun melampirkan beberapa contoh kasus, sebagai pembanding," ujar dia.

Dia melanjutkan, termasuk penjelasan mengenai anggapan SFC tidak sportif karena menolak untuk bermain melawan Persebaya dalam kompetisi IPL pada tanggal 17 Desember 2011 lalu.

"SFC tidak bertanding menghadapi Persebaya karena tampil menghadapi Persija pada kompetisi Liga Super Indonesia. Itulah yang membuat Komdis menilai SFC tidak sportif dan layak diberikan sanksi, padahal surat permohonan bergabung di Liga Prima saja tidak dijawab," ujar dia.

Dia menerangkan, belakangan pihak PSSI mengirimkan surat mengizinkan SFC bertanding di Liga Prima asalkan tidak mengikuti kompetisi ilegal (Liga Super Indonesia).

Manajemen SFC tidak merespon surat itu, sehingga hanya berselang beberapa hari, Komdis PSSI mengirimkan surat mengenai empat sanksi yang diberikan diantaranya terdegradasi ke divisi utama.

"Karena SFC tidak merespon, langsung diberikan empat sanksi. Kami tidak menyangka secepat itu. Tentunya, kami akan melawan," kata dia.

Hukuman turun kasta pada musim kompetisi berikutnya, cukup mengejutkan sejumlah warga Kota Palembang. Arifin (45), mengaku heran mengapa SFC sampai dihukum sedemikian berat hingga terlempar ke divisi utama.

"SFC kan sudah berprestasi malahan mendapatkan 'double winner'. Apa pantas tim yang sudah juara main di Divisi Utama. Jika begitu, PSSI tidak secara mendalam meneliti," kata salah seorang pedatang minuman di Kawasan Jakabaring ini.

Senada dengan dia, Ilham, pelajar SMA di Kota Palembang mengatakan heran atas keputusan PSSI itu. "Kenapa dipermasalahkan ikut Liga Prima atau Liga Super, yang penting masyarakat senang bisa nonton bola. Ada tim bagus yang bertanding. Jadi, kenapa dipermasalahkan. Sriwijaya FC memang lebih bagus di Liga Super karena dapat lawan yang sepadan," ujar dia.

Sementara, praktisi olahraga di Sumsel Samsul Ramel mengatakan legitimasi kepengurusan PSSI saat ini sedang dipertanyakan, malahan sejumlah pemilik suara menginginkan Kongres Luar Biasa. Keputusan mendegradasi SFC itu, semakin membuat legitimasi PSSI merosot.

"Sriwijaya FC ini sudah menjadi ikon masyarakat Sumsel. Jikat diberikan sanksi berat seperti itu, maka masyarakat juga akan marah. Ini semakin mempersulit posisi PSSI. Bisa jadi, KLB akan benar-benar digelar karena desakan dari masyarakat juga," ujar dia.

Klasemen Liga 1 2024/2025
Pos Team Main Menang Seri Kalah Gol -/+ Poin
1 Persebaya Surabaya Persebaya Surabaya 7 5 2 0 7 5 17
2 Pusamania Borneo Pusamania Borneo 7 4 3 0 10 7 15
3 Bali United Bali United 7 4 2 1 12 6 14
4 Persib Bandung Persib Bandung 7 3 4 0 13 6 13
5 PSM Makassar PSM Makassar 7 3 3 1 9 5 12
sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement