REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Forum Pengprov PSSI (FPP) menilai rekonsiliasi yang akan dilakukan PSSI untuk merangkul klub-klub Indonesia Super League (ISL) dinilai terlambat.
"Jelas terlambat. Apalagi kompetisi sudah berjalan. Ini akan memunculkan permasalahan baru," kata Ketua FPP Dwi Irianto saat dihubungi dari Jakarta, Senin.
Menurut dia, menggabungkan dua kompetisi yang ada yaitu ISL dan Indonesia Premier League (IPL) yang direstui oleh PSSI buka merupakan jalan keluar untuk menyelesaikan polemik yang ada. Seharusnya, kata dia, rekonsliasi dilakukan sebelum kompetisi bergulir.
"Persoalan lain yang muncul adalah ke 18 klub ISL yang dirangkul mau diapakan. Mereka akan ditempatkan dikompetisi mana?" ucap Sekretarsi Pengrov PSSI Yogyakarta itu.
Ia menjelaskan, selama ini pihaknya telah menampung aspirasi dan keluhan dari pengprov maupun klub, terkait dengan kebijakan-kebijakan baru PSSI di bawah kepemimpinan Djohar Arifin Husin.
Pihaknya juga menilai upaya yang akan dilakukan PSSI untuk melakukan rekonsiliasi akan berat. Kerena banyak klub ISL yang diharapkan bergabung dengan kompetisi resmi PSSI menyerukan Kongres Luar Biasa (KLB).
"Dengan banyaknya keluhan maka FPP terbentuk. Saat ini bukan waktunya lagi membicarakan kompetisi, tapi melanjutkan tuntutan dari KLB," katanya, menegaskan.
Guna merealisasikan proses rekonsoliasi, PSSI telah mengutus perwakilannya untuk mendatangi masing-masing klub ISL. Mereka mempunyai tugas yang cukup berat yaitu mengajak klub-klub tersebut kembali ke kompetisi resmi PSSI.
Tugas membawa kembali klub-klub ISL ke kompetisi resmi PSSI merupakan instruksi dari AFC dan FIFA. Jika tidak bisa secepatnya dilaksanakan oleh PSSI maka sanksi tegas mengancam federasi sepak bola Indonesia itu.