Senin 26 Dec 2011 18:44 WIB

Antisipasi Larangan FIFA, PSSI Siapkan Pemain Baru untuk PPD 2014

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PSSI berencana mendaftarkan pemain baru jika pemain timnas senior yang ada saat ini tidak bisa dimainkan pada pertandingan Pra-Piala Dunia (PPD) 2014 melawan Bahrain, Februari 2012.

Timnas senior yang ada saat ini mayoritas pemain yang turun di kompetisi Indonesia Super League (ISL). Kompetisi ini telah dinyatakan ilegal. Kompetisi resmi yang dikendalikan PSSI adalah Indonesia Premier League (IPL).

"Kami akan mencoba mendaftarkan pemain baru. Semuanya dari IPL. Keputusannya tergantung keputusan FIFA, kata Koordinator Timnas Bob Hippy di Jakarta, Senin.

Menurut dia, untuk menjalani pertandingan terakhir PPD 2014 melawan Bahrain, timnas senior tetap akan dilatih oleh Wim Rijsbergen seperti pertandingan-pertandingan PPD sebelumnya.

Meski akan mengajukan pemain baru dari IPL, pihak PSSI hingga saat ini belum merinci siapa saja nama-nama pemain yang diajukan, termasuk dari klub mana dia berasal. "Itu kami lakukan, jika pemain ISL benar-benar tidak bisa memperkuat lagi timnas senior," ucap anggota Komite Eksekutif PSSI itu.

Pemain ISL yang selama ini memperkuat timnas senior PPD 2014 di antaranya adalah Ferry Rotinsulu, M. Nasuha, Hamka Hamzah, M. Roby, Zukifli Syukur, M. Ridwan, Ahmad Bustomi, Firman Utina, M. Ilham, Bambang Pamungkas dan Boas Salossa.

Sedang pemain IPL yang berpeluang memperkuat timnas senior adalah pemain dari 12 klub di antaranya dari klub Semen Padang, Arema Malang, Persebaya, Persema, Persibo, PSM Makassar dan Persiba Bantul.

Ditanya dikelanjutan posisi Wim Rijsbergen sebagai pelatih timnas senior, Bob Hippy mengaku akan tetap dipertahankan, meski hasil timnas senior kurang maksimal.

"Setelah PPD agenda timnas berkurang. Wim nantinya akan konsentrasi pada penyegaran pelatih dan mencari pemain berbakat," kata Bob Hippy, menegaskan.

Sementara mantan kapten timnas senior, Firman Utina mengaku bisa menerima jika surat dari FIFA terkait larangan bermain di timnas bagi pemain yang bertanding di kompetisi ISL. "Jika benar terjadi maka pemainlah yang menjadi korban dualisme kompetisi di Indonesia," katanya saat dikonfirmasi dari Jakarta.

Dualisme kompetisi terjadi setelah PSSI dibawah kepemimpinan Djahor Arifin Husin menambahkan jumlah kuota klub yang bertanding di kompetisi tertinggi di Tanah Air. Sesuai Kongres Bali jumlah klub seharusnya 18 tetapi ditambah menjadi 24 klub.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement