REPUBLIKA.CO.ID, Sekjen komite penyelamat sepakbola Indonesia (KPSI) Hinca Panjaitan mempertanyakan metode yang dipakai PSSI dalam melakukan verifikasi terhadap tuntutan klub-klub anggota menggelar kongres luar biasa (KLB).
Sebelumnya, PSSI telah mengumumkan hasil verifikasi kepada media massa disela-sela rapat komite eksekutif (Exco) di salah satu hotel mewah di Jakarta. Dari hasil verifikasi awal, 320 klub dinyatakan tidak lolos. PSSI menyatakan masih melanjutkan proses verifikasi.
Menurut Hinca, pengumuman hasil verifikasi melalui media massa dinilai tidak etis, karena proses tersebut belum selesai dilakukan. Selain itu, Hinca juga mempertanyakan metode yang dipakai PSSI dalam melakukan verifikasi.
"Kami sebenarnya tidak berhak menanggapi hal itu. Tapi karena [hasil verifikasi sementara] sudah diumbar ke publik, kami merasa harus memberikan penjelasan. Sampai sekarang, kami belum menerima data dan fakta seperti yang disampaikan PSSI kepada media," cetus Hinca.
"Ini kinerja paling buruk PSSI dalam melakukan verifikasi. Kami belum menerima data dan fakta yang disampaikan ke media. PSSI tidak menjelaskan apa metode yang mereka gunakan untuk verifikasi. Seharusnya ada dua metode yang harus dilakukan PSSI, yakni administrasif dan faktual," tuturnya.
"Karena itu, kami menganggap hasil verifikasi tidak mempunyai nilai apa pun, dan tidak mempengaruhi rencana mereka untuk melakukan KLB," katanya lagi.
Sementara itu, ketua KPSI Tony Apriliani mengatakan, hasil verifikasi yang diumumkan PSSI sudah diperkirakan sejak semula, karena induk organisasi sepakbola itu tidak menginginkan KLB digelar.