REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) terus melakukan komunikasi dengan AFC dan FIFA terkait dengan rencana pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) yang diinginkan mayoritas anggota PSSI.
Ketua KPSI Tony Apriliani di Jakarta, Senin (16/1) mengatakan, komunikasi terakhir dengan federasi sepak bola Asia atau AFC itu dilakukan pekan lalu dan sambutan yang diberikan sangat positif.
"Sambutannya sangat positif. Secara lisan AFC sangat memberikan dukungan, tapi secara resmi kami masih menunggu," katanya di sela Diskusi Sepak Bola dengan tema 'Tinjauan KLB Dari Sisi Hukum Sepak Bola' di Hotel Atlet Century Senayan Jakarta.
Menurut dia, dengan bagusnya respons dari AFC, pihaknya berharap federasi sepak bola Asia itu bisa mengirimkan perwakilannya saat Kongres Tahunan di Bandung, Jawa Barat, pada 21 Januari mendatang yang diprakarsai KPSI.
Salah satu agenda dari Kongres Tahunan yang diselenggarakan KPSI adalah membentuk Komite Pemilihan dan Komite Banding yang merupakan tahapan untuk KLB. "Yang kami inginkan mereka hadir pada Kongres Tahunan nanti," kata Komite Eksekutif PSSI yang baru saja dinonaktifkan itu.
Ia menjelaskan, meski dibayangi dengan penarikan dukungan dari beberapa anggota PSSI yang sebelumnya mendukung penuh, pihaknya optimistis kongres tetap berjalan sesuai dengan rencana karena proses penarikan dukungan harus ada mekanismenya.
Mekanisme penarikan dukungan pada pelaksanaan KLB, kata dia, harus dilakukan pada rapat akbar karena dukungan bulat dari 452 anggota PSSI dilakukan pada Rapat Akbar Sepak Bola Nasional (RASN) di Hotel Pullman Jakarta, 18 Desember lalu.
"Kami mendapatkan laporan jika Persenga Nganjuk mencabut dukungannya. Padahal dulu, tim itu adalah salah satu yang getol KLB dimajukan. Tapi tidak semudah itu mencabut dukungan karena data telah masuk ke AFC dan FIFA," kata Tony menjelaskan.
Selain Persenga Nganjuk, kata dia, yang menarik dukungan pelaksanaan KLB yang rencananya digelar di Surabaya, 6 Maret nanti adalah klub Persik Kediri. Hanya saja oleh KPSI dianggap tidak masalah karena klub asal Kediri sebelumnya turun kompetisi yang digulirkan oleh PT Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS).
Sementara itu anggota Komisi X DPR RI Jamal Aziz mengatakan bahwa upaya yang ditempuh KPSI itu merupakan langkah untuk perubahan sepak bola ke arah yang lebih baik dan harus didukung penuh. Namun, jika tidak maka harus dilakukan rekonsilisi dengan PSSI sebagai induk sepak bola Indonesia.