REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR - Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) terus mendesak badan sepak bola dunia (FIFA) untuk menyetujui diperbolehkannya penggunaan jilbab oleh pemain sepak bola muslimah. Ketua AFC, Zhang Jilong, mengatakan, keputusan pencabutan jilbab ini baik bagi persepakbolaan dunia.
Karena itulah ia mendesak FIFA agar masalah ini tidak diperdebatkan seperti pembahasan pada 3 Maret 2011 di London. "Ini sangat penting bagi masa depan sepakbola perempuan di seluruh dunia, termasuk bagi negara muslim," ucap Jilong, Senin (30/1), seperti diberitakan Washington Post.
Jilong mengatakan, penutup kepala yang hanya dibolehkan saat ini adalah terbuka di bagian leher untuk menjamin keselamatan pemain. FIFA melarang jilbab atau penutup kepala pada pemain sepak bola muslimah pada tahun 2007 dengan alasan untuk keamanan. Namun keputusan ini dikecam terutama dari beberapa negara muslim.
Keputusan ini dikecam pula oleh para tokoh Islam dan para pelatih sepak bola. Hal ini pernah terjadi pada tim Iran yang harus tersingkir dari kualifikasi sepak bola perempuan Olimpiade 2012. Pada babak kualifikasi tersebut, Iran tersingkir melawan Yordania pada Juni 2011, karena para pemain menolak untuk bermain tanpa jilbab.