REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Hadirnya Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) ditanggapi dingin oleh praktisi sepak bola nasional, IGK Manila. Menurut pria yang sukses sebagai manajer timnas yang meraih emas Sea Games 1991 itu, KPSI mewakili kelompok yang memiliki kepentingan dengan sepak bola Indonesia.
"Namanya KPSI, sepertinya persepakbolaan kita ini sakit. Ya harus dibuktikan sakitnya dimana, sehingga perlu disalamatkan," ujar Manila kepada sejumlah wartawan di Jakarta, Selasa (7/2).
Dia memandang, KPSI mewakili cermin sepak bola Indonesia yang diperebutkan dua kubu yang berseteru. Sulitnya persatuan KPSI dan PSSI menjadi wajar baginya, karena kedua kelompok mewakili dua kubu yang berbeda kepentingan.
"Persepakbolaan kita ini kepengurusanya dikuasai dua kelompok besar yang sulit bersatu. Dan apabila kpsi benar benar mau menyelamatkan sepakbola nasional, saya yakin hasilnya sama lagi," ujar Manila.
Selama kepentingan kelompok tidak diredam, kursi PSSI dinilainya hanya sebagai ajang saling mengkudeta. Kubu yang satu lagi akan melakukan kegiatan yang sama jika berada di posisi kalah.
Pada awalnya kubu KPSI yang mayoritas terlibat di kepengurusan Nurdin Halid, mengecam adanya breakaway league, LPI. Kini gantian KPSI yang ngotot memperjuangkan nasib liganya yang dianggap PSSI sebagai liga breakaway.
"Mudah-mudahan benar apa yang dilakukan KPSI ini menyelamatkan sepakbola. Semua juga tahu sepakbola kita lagi diperebutkan dua kubu yang sama besar sama kuat,"