Sabtu 11 Feb 2012 09:34 WIB

Larangan Jilbab FIFA Jauhkan Perempuan dari Sepak Bola

Rep: friska yolanda/ Red: Endah Hapsari
Pesepakbola Muslimah
Foto: alarabiya.net
Pesepakbola Muslimah

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Wakil Presiden FIFA, Pangeran Ali bin Al Husein, mengharapkan FIFA segera mencabut larangan berjilbab untuk perempuan Muslim dalam pertandingan sepak bola. Larangan ini menurutnya hanya akan menjauhkan Muslimah dari sepak bola. "Saya pikir semua orang memiliki kesempatan yang sama untuk melakukan olahraga yang mereka sukai," ujar Pangeran Ali kepada Reuters, Sabtu (11/2).

Sepak bola sudah menjadi olahraga dunia sehingga seharusnya sepak bola dapat diakses siapapun yang menginginkannya. Cabang olahraga lain seperti rugby dan taekwondo, kata Pangeran Ali, tidak memberikan larangan sekeras untuk sepak bola.

Maka ia berharap akan ada perubahan peraturan terkait larangan berjilbab terhadap pemain sepak bola perempuan dalam pertemuannya dengan Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasionak (IFAB), bulan depan. IFAB merupakan badan pembuat aturan sepak bola yang terdiri dari 4 anggota FIFA dan 4 anggota asosiasi sepak bola Inggris.

Mereka akan mengadakan pertemuan di Inggris pada tanggal 3 MAret. Pada pertemuan tersebut Pangeran Ali menawarkan para atlet sepak bola ini dapat menggunakan jilbab jenis //velcro// buatan Belanda. Jilbab ini diharapkan dapat menjawab masalah keamanan yang selama ini menjadi alasan FIFA untuk melarang para pemain berjilbab. "Saya ingin memastikan dan menjamin sepak bola menjadi milik semua orang," kata dia.

Jilbab pertama kali dilarang di permainan sepak bola pada 2007 saat seorang pemain Asmahan Mansour (11 tahun) menolak melepas jilbabnya. Ia dilarang bermain oleh Federasi  Sepak Bola Quebec.

Pangeran Ali berpendapat larangan ini terlalu ketat. Ia berpendapat rambut panjang justru lebih memungkinkan menyebabkan cedera di lapangan.

Saat ditanya bila larangan tersebut tidak juga dicabut apakah hal ini akan membuat para perempuan enggan bermain bola, Pangeran Ali mengatakan hal itu sudah terlambat untuk beberapa orang. Oleh karena itu ia berharap akan ada hasil positif yang didapat dari pertemuan nanti.

Isu larangan jilbab ini kembali mencuat setelah tim sepak bola Iran dinyatakan kalah 30-0 akibat tidak mau bermain pada kualifikasi Olimpiade, tahun lalu. Mereka dianggap gugur karena menolak melepas jilbab mereka saat bermain.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement