REPUBLIKA.CO.ID, MALANG - Wali Kota Malang Peni Suparto melarang klub Arema yang berkompetisi di Liga Primer Indonesia main di Stadion Gajayana Malang, jika konflik dualisme pengelolaan pada tim itu terus masih berlanjut.
"Kalau konflik kepengurusan (pengelolaan) belum juga tuntas hingga melawan Persema yang akhirnya diundur, saya melarang Arema main di Stadion Gajayana," tegas Peni Suparto di Malang, Jumat (17/2).
Peni tidak mempermasalahkan laga Arema melawan Persema ditunda, karena hal itu menjadi kewenangan PSSI.
Namun, kalau masih terjadi dualisme kepengurusan dan ada dua tim Arema, Peni Suparto sudah sepakat dengan Kapolresta Malang untuk tidak mengizinkan pertandingan digelar di Stadion Gajayana.
Laga Arema menjamu Persema yang awalnya digelar pada 19 Februari, akhirnya ditunda hingga 26 Maret, karena adanya konflik pengelolaan Arema, yakni satu tim yang ditangani Dejan Antonic dibawah naungan PT Ancora dan tim lain yang ditangani Milomir Selsija yang dimandatkan kepada Peni Suparto.
Peni menambahkan, jika diberikan izin pertandingan saat konflik belum berakhir, dikhawatirkan memicu situasi tidak kondusif di Kota Malang. "Saya sudah sepakat dengan Kapolresta, jika masih tetap ada konflik, maka laga Arema tidak boleh digelar di Gajayana," tegasnya.
Menyinggung adanya dualisme pelatih dan tim, Peni Suparto secara tegas mengatakan keduanya juga harus digabung. Hanya saja, ia masih tetap mengakui pelatih Arema adalah Milomir Selsija dan pemainnya adalah Noh Alam Shah cs.
"Akan tetapi, sepertinya susah untuk menggabungkan dua tim dan pengelolanya. Jika ingin tetap main di Gajayana, maka syaratnya harus digabung," tambahnya.
Seperti diketahui, pada awal kompetisi 2011-2012, Arema Malang terbelah menjadi dua, yakni satu tim di bawah naungan Rendra Kresna berlaga di Liga Super Indonesia (LSI) dan satu tim lagi yang dikendalikan M Nur dan Siti Nurzanah bermain di LPI.
Namun, di tengah perjalanan, Arema LPI yang ditangani Milomir Selsija dan diperkuat sebagian besar pemain lama, akhirnya terpecah lagi menjadi dua, yakni satu dikendalikan M Nur dan Lucky Acub Zaenal yang didampingi Fanda Susilo dari PT Ancora sebagai investor.
M Nur kemudian menyerahkan pengelolaannya kepada PT Ancora dan Lucky Acub Zaenal. Namun, Lucky memilih pelatih baru yakni Dejan Antonic dan dalam beberapa pertandingan terakhir sudah berlaga.
Tidak lama kemudian muncul Wali Kota Malang Peni Suparto yang mengaku diserahi mandat oleh M Nur untuk mengelola Arema. Atas dasar itu, Peni memutuskan tetap mempertahankan pelatih Milomir Selsija dan Noh Alam Shah cs sebagai pemainya.
Akibat dualisme pengelolaan itu, saat pertandingan Arema menjamu Bontang FC, ada dua tim yang datang ke Stadion Gajayana sehingga laga dibatalkan oleh aparat kepolisian.