REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Petinggi sepak bola akhir minggu ini mengimbau agar dicabutnya aturan melarang wanita Muslim mengenakan penutup kepala saat bertanding.
Anggota FIFA Prince Ali dari Jordan mencoba memengaruhi Badan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB), badan yang bertanggung jawab atas peraturan olahraga, dengan mengenalkan semacam penutup kepala yang dirancang agar tidak lepas bila tertarik.
Hingga kini, IFAB melarang mengenakan penutup kepala bagi atlet yang bertanding dengan alasan berbahaya karena bisa tertarik dari kepala atau leher. Penutup kepala baru (hijab) itu akan diperagakan ketika IFAB mengadakan pertemuan di Bagshot, selatan London, Sabtu (3/3) besok.
Prince Ali, berbicara di London, Kamis (1/3), mengatakan, "Sepak bola puteri sudah lama ada, termasuk kami lihat di Piala Dunia puteri. Jadi tidak ada alasan untuk melarang mereka berada di lapangan bila mengenakan penutup kepala."
"Peraturan itu tidak adil. Itu membeda-bedakan atlet," katanya menambahkan. "Celana panjang dan legging dibolehkan. Ini sebenarnya tidak ada kaitannya dengan simbol agama--ini berupa mode budaya dan saya harus menyatakan ini sekarang. Karena ini menyangkut isu bagi banyak atlet wanita di seluruh dunia," katanya.
"Saya amat kecewa bila IFAB mengatakan 'no'. Ini merupakan isu yang harus diperhatikan dan tidak dibiarkan," katanya. "Setiap federasi olahraga negara dan diakui PBB, menginginkan perubahan aturan ini, jadi saya kira tidak ada masalah," katanya.