Ahad 04 Mar 2012 16:05 WIB

PSSI Dukung FIFA Lakukan Investigasi Timnas Garuda Muda

Rep: Ahmad Reza Safitri/ Red: Dewi Mardiani
  Penjaga gawang Indonesia, Muhammad Guntur Andi, gagal membendung laju bola ke gawangnya. Indonesia dicukur Bahrain 10-0 dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2014, Rabu (29/1).
Foto: AP
Penjaga gawang Indonesia, Muhammad Guntur Andi, gagal membendung laju bola ke gawangnya. Indonesia dicukur Bahrain 10-0 dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2014, Rabu (29/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Indonesia melawan Bahrain dengan skor 0-10 membuat berbagai kalangan terkejut. Ketua Umum PSSI, Djohar Arifin, mengaku memberi dukungan kuat kepada FIFA jika akan melakukan investigasi terkait kekalahan yang diterima Timnas Garuda Muda Indonesia dari Bahrain.

Kata dia, dengan hasil yang diterima, sesungguhnya Indonesialah yang merasa dirugikan. Namun, Djohar belum dapat mengonfirmasi mengenai kapan waktu kedatangan FIFA ke Indonesia. Sebelum rencana itu digulirkan federasi sepakbola internasional itu, pihaknya berencana melayangkan surat gugatan resmi kepada FIFA terkait kepemimpinan wasit Andre El Hadad.

PSSI merasa kepimpinan wasit asal Lebanon itu sangat tidak memenuhi asas sportivitas. “Wasit telah dengan sempurna mengerjai kita (Indonesia),” ujarnya dalam sambungan telepon, Ahad (4/3). Dalam rencana tersebut, PSSI mengaku tengah mengumpulkan bukti-bukti demi memperkuat gugatan.

Karena itu, kata Djohar, kepemimpinan wasit saat pertandingan penyisihan Piala Dunia 2014 zona Asia yang mempertemukan Indonesia dengan Bahrain telah merusak citra pertandingan. Ia menyebut pemberian kartu merah kepada penjaga gawang garuda muda, Syamsidar tidak seharusnya diberikan. Selain itu, hadiah empat tendangan penalti pun telah menegaskan kesan ketidaksportivitasan wasit.

 

Kendati demikian, pihaknya tidak ingin mendesak FIFA untuk juga melakukan investigasi kepada wasit. “Kami tidak ingin itu. Kami serahkan semuanya kepada FIFA,” ujarnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement